Sabtu, 29 Januari 2011

kurikulum

Nama : M. Al Amin
Nim : 07.1101.0034
Lokal : F
Semester : V (PAI)
Mata Kuliah : Telaah Pengembangan Kurikulum

1. Jelaskan pengertian kurikulum secara tradisional dan modern, dan berikan contohnya masing-masing!
2. Jelaskan pengertian pengembangan kurikulum dan pembinaan kurikulum?
3. Sebutkan komponen kurikulum?
4. Jelaskan apa yang dimaksud kurikulum subyek akademis dan kurikulum Humanistik?
5. Jelaskan apa saja problem-problem pelaksanaan kurikulum PAI di sekolah umum?

Jawaban :

1. Pengertian kurikulum secara tradisional yaitu suatu pengajaran atau berapa mata pelajaran yang harus diselesaikan peserta didik dalam rangka untuk menyelesaikan program studi. Kurikulum tradisional membeda-bedakan kegiatan belajar yang termasuk kedalam kegiatan kurikulum, kegiatan penyertaan dan kegiatan diluar kurikulum. Sehingga kegiatan-kegiatan belajar selain mempelajari sejumlah mata pelajaran yang sudah ditentukan, bukan termasuk pada kegiatan kurikulum. Contohnya : bila praktek Kimia, Biologi di Lab atau kunjungan kesuatu museum untuk pembelajaran sejarah serta lainnya yang bukan termasuk pelajaran dan juga bukan penyerta, maka dimasukkan pada kegiatan di luar kurikulum, seperti pramuka, olahraga, dan sebagainya.
Sedangkan kurikulum secara modern yaitu keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar baik berlangsung di sekolah, di halaman maupun diluar sekolah. Sehingga berbeda dengan kegiatan belajar kurikulum tradisional. Contohnya : mempelajari sejumlah mata pelajaran, berkebun, olahraga, pramuka, dan pengalaman belajar yang bermanfaat yang diperoleh dari sekolah yang dipandang sebagai kurikulum.

2. Pengertian pengembangan kurikulum secara sederhana ialah perencanaan peningkatan terhadap kurikulum yang telah ada tersebut. Sedangkan pembinaan kurikulum ialah pelaksanaan terhadap kurikulum telah ada untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang masih ada terhadap kurikulum tersebut.

3. Adapun komponen-komponen kurikulum, sebagai berikut :
a. Tujuan
b. Isi / Materi
c. Organisasi, dan
d. Evaluasi kurikulum.

4. Yang dimaksud dengan kurikulum subyek akademis adalah : bersumber dari pendidikan klasik (parenialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu. Semua ilmu pengetahuan dan nilai-nilai telah ditemukan oleh para pemikir masa lalu. Fungsi pendidikan memelihara dan mewariskan hasil-hasil budaya masa lalu tersebut. Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan. Belajar adalah berusaha menguasai ilmu sebanyak-banyaknya. Orang yang berhasil dalam belajar adalah orang yang menguasai seluruh dan sebagian besar isi pendidikan yang diberikan atau disiapkan oleh guru.
Sedangkan kurikulum humanistik adalah berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi (personalized education) yaitu John Dewey (progressive education) dan J.J Rousseau (Romantic Education). Aliran ini lebih memberikan tempat utama kepada siswa. Mereka bertolak dari asumsi bahwa anak atau siswa adalah yang pertama dan utama dalam pendidikan. Ia adalah subyek yang menjadi pusat kegiatan pendidikan.

5. Adapun yang saya ketahui, problem-problem pelaksanaan kurikulum PAI di sekolah umum, antara lain :
a. Kurikulum PAI di sekolah umum tidak ditempatkan dan ditekankan pada penanaman nilai-nilai agama.
b. Kurangnya metode pengajaran yang dilakukan dan dilaksanakan dalam pembelajaran PAI
c. Kurangnya penciptaan tenaga profesional pengajar PAI sendiri
d. Masih lemahnya kompetensi guru PAI
Dalam hal ini, ada beberapa solusi dalam mengatasi problem-problem pelaksanaan kurikulum PAI di sekolah umum, yaitu :
a. Tujuan pembelajaran agama islam harus dirumuskan dengan bentuk behavioral atau tingkah laku
b. Adanya metode pembelajaran yang dilakukan dengan tidak hanya kepada kognitif, tetapi justru lebih kepada afektif dan psikomotorik
c. Adanya peningkatan profesionalisme dosen dalam membantu guru PAI
d. Adanya pelatihan, workshop, seminar-seminar, dan upaya lainnya dalam peningkatan kompetensi guru tersebut.

psikilogi perkembangan

BAB I
PENDAHULUAN
Semenjak zaman dahulu, semenjak manusia membesarkan anak keturunannya, telah dipersoalkan tentang bagaimana cara-cara mendidik anak bahkan semenjak dalm kandungan pun bayi yelah didik oleh ibunya melalui hal apa yang biasa dilakukan oleh ibunya. Bahkan dalam sebuah penelitian bayi yang ada di dalam kandungan jika dibacakan ayat Al-Qur’an, bayi tersebut akan bergerak menuju posisi sujud. Jika diambil pelajaran semenjak dalam kandungan pun kita sudah sujud kepada yang kuasa yaitu kepada Allah SWT.
Pada periode baru lahir (Neonatal) kita mulai diajarkan mendidik dengan berbagai macam pola, yang intinya pemberian kasih sayang dan perhatian terhadap bayi. Karena pasca dilahirkan fungsi alat indera pada tubuhnya belum sempurna. Bayi hanya bisa menangis ketika terjadi sesuatu pada dirinya, seperti apabila ia kehausan ia akan menangis untuk memanggil sang ibu. Apabila si bayi tidak mendapat respon kemungkinanan ia akan mengalami ganguan karena tiadak adanya perhatin. Bila keadaan anak pada masa pra-natal sudah harus diperhatikan, maka keadaannya sudah dilahirkan jelas tidak boleh dia baikan.Begitu anak dilahirkan, mulailah ia hidup bersama dengan orang-orang lain. Hal ini berarti bahwa anak mulai harus menyesuaikan dirinya dalam diluar rahim ibu. Pertama ia harus bisa bernafas sendiri melalui hidung dan paru-parunya, ia harus bisa makan melalui mulutnya, ia harus dapat melakukan pembuangan(defikasi) melalui organ-organ pembuangannya dan ia juga harus data menyesuaikan diri dengan suhu disekitarnya. Anak yang masih sangat kecil tadi membutuhkan bantuan, perhatian, dan pemeliharaan dalam rangka kasih sayang orang tua dan orang dewasa yang lain.
Faktor lain yang berhubungan dengan sifat kepribadian anak dikemudian hari adalah apa yang disebut dasar percaya dan dasar curiga terhadap dunia luar atau orang-orang lain. Orang yang mempunyai sifat dasar percaya pada orang lain beranggapan bahwa didunia ini lebih banyak orang yang baik daripada yang tidak baik. Perilaku kasih sayang pada waktu itu yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok hidup anak menimbulkan kepercayaan bahwa orangtua itu baik. Ia percaya bahwa kalau lapar, ia akan diberi makan, kalau ia kedinginan, akan diselimuti, kalau ia mengalami kesulitan ia dapat lari minta tolong orang tuanya. Orang tuanya dapat dipercaya dari itu orang lain juga baik.
Sebaliknya anak yang tidak disayang, mungkin karena ia tidak dikehendaki kelahirannya tidak memperoleh apa yang dibutuhkan. Seperti telah disinggung dimuka sikap hidup anak yang kekurangan kasih sayang tadi bersifat negatif, menolak orang lain, curiga pada orang lain, namun dalam hati ia sangat mendambakan kasih sayang orang lain. Seringkali kasih sayang perlu dikatakan bila orang tua akan mengarahkan atau menegur anak karena perbuatan yang tidak baik. Jelas sekali bahwa pada usia yang awal itu sikap orangtua khususnya ibu, membentuk kepribadian anak dikemudian hari. Anak yang ditelantarkan oleh ibunya mengalami apa yang disebut deprivasi emosional yang artinya kekurangan pemberian emosi kasih sayang. Deprivasi emosional ini mengakibatkan reaksi-reaksi tertentu pada anak yaitu: tidak mau menghisap (Menghisap: perilaku terpenting bagi anak yang menyusu untuk tetap hidup), Muntah-muntah, hipertensi, menjerit-jerit, sulit dan akhirnya anak kehilangan perhatian sama sekali, acuh terhadap sekitarnya. Pemberian kasih saying tadi berkaitan dengan salah satu hal yang pada waktu ini menjadi perhatian para ahli psikologi perkembangan yaitu kebutuhan anak untuk melekatkan dirinya pada orang lain.
Pada anak tingkah laku lekat atau”attachment behavior” tadi ditandai oleh menangis bila obyek kelekatannya pergi atau tidak ada dan tingkah laku senang bila obyek kelekatnya datang dan menghampirinya. Adanya kesempatan untuk dapat mengembangkan tingkah laku lekat ini adalah syarat mutlak bagi anak untuk berkembang yang sehat dan normal dan kelak mempunyai penyesuaian diri yang baik
Pembagian masa pada anak anatara lain sebagai berikut:
1. ……. Sampai dengan masa kelahiran, disebut masa prenatal (masa sebelum lahir)
2. 0;0 sampai dengan 0;2 disebut masa orok (masa bayi)
3. 0;3 sampai dengan 1.0 disebut masa anak tetek
4. 1;0 sampai dengan 2;6 disebut masa pencoba
5. 3;0 sampai dengan 4;0 disebut masa pancaroba
6. 4;0 sampai dengan 5;0 disebut pemain
Namun dalam makalah initang sangat signifikan untuk dibahahas adalah masa bayi ketika setelah dilahirkan dengan mengetahui indera apa saja yann sudah mampu berfungsi dengan maksimal. Bagaimana peranan orang tua dalam mendidik bayi tersebut. sehingga kita dapat mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan bayi.



















BAB II
PEMABAHASAN
A. NEONATAL ( PERIODE BAYI BARU LAHIR)
Masa bayi neonatal menurut kamus yang baku , merupakan permulaan atau periode agar keberadaan seabagi individu dan bukan sebagai parasit didalam tubuh ibu. Kamus juga merumuskan bayi sebagai seorang anak dalam kehidupannya yang pertama. Menurut istilah medis, bayi adalah seorang anak yang muda usianya.
Ciri-ciri bayi neonatal Masa bayi neonatal merupakan periode tersingkat dari semua periode perkembangan.Masa ini dimuali dari kelahiran dan berakhir pada saat bayi menjelang dua minggu. Periode yang tersingkat dari semua periode perkembangan yang ada. Menurut kriteria medis penyesuaian ini akan berakhir pada saat tali pusat lepas dari pusarnya.
Menurut kriteria fisilogi berakhir pada saat bayi mulai menunjukkan tanda-tanda kemajuan perkembangan perilaku. Sekalipun pada umumnya bayi menyelesaikan penyesuaian ini dalam dua minggu atau sedikit lebih cepat.
Pada masa kelahiran anak dari sang ibu merupakan peristiwa yang sangat hebat dan istimewa bagi anak, sebab kelahiran merupakan perpindahan dari kehidupan yang sangat terbatas dan sangat tenang dalam rahim ibu, kedunia yang sangat luas dan beraneka ragam suasananya. Dengan kelahiran maka berakhirlah seluruh ketergantungan jasmani anak kepada ibu. Bekal pembawaan anak dan proses pada waktu dilahirkan akan berpengaruh terhadap anak. Hal ini terbukti pada tangis pertama. Apabila kondisi fisik ibu dan anak kurang menguntungkan, tangis bayi tertahan seperti seperti sebuah keluhan dan hanya sebentar. Sebaliknya jika kondisi ibu dan bayi sehat tidak mengalami kesukaran pada waktu melahirkan. Maka suara tangis tersebut akan nyaring .
Bayi baru lahir nampaknya seperti makhluk tak berdaya yang menghabiska sebagian besar waktunya untuk tidur, makan, atau menangis tetapi teknik ekperimen baru mengatakan bahwa bayi jauh lebih respontif terhadap lingkungannya dari yagn diduga sebelumnya. Misalnya bayi yang baru beumur satu atau dua hari dapat membedakan rasa. Bahkan sedikit membingungkan bahwa bayi pun mempunyai selera manis, tetapi kalau diberikan pilihan antara air susu dengan formula susu sapi yagn lebih manis bah manis bayi jelas memilih susu ibu (Macfarlane, 1997).
Indera penciuman seorang bayi yang baru lahir telah di tes denagam cara menyajikan bau-bauan yang berbeda pada kapas dan menunjukan kepala yang telah ditolehkan dan perubahan pada detak jantung dan respirasi. Bayi sanggup menunjukan perbedaan yang sangat halus pada bau-bauan. Hanya setelah beberapa hari memperoleh pengalaman disusui. Seorang bayi akan secara tetap memalingkan kepalanya kearah bantal yang basah oleh air susu ibunya sebagai pilihannya dan bukan bantal yang basah oleh air susu ibu yang lain. Kemampuan alamiah untuk membedakan bau-bauan mempunyai nilai adaptif yang jelas membantu bayi itu menghindari bahan yang berbahaya.
Bayi yang baru lahir nampaknya menaruh minat pada suara manusia dari pada suara lain dan pada usia satu minggu mereka dapat membedakan suara ibunya dari wanita lain. Pada usia dua minggu bayi nampaknya dapat mengenal muka dan suara ibunya yang merupakan bagian dari suatu unit. Misalnya mereka memperlihatkan tanda sedih. Jika ibunya muncul dan berbicara kepada mereka dengan suara asing (dengan memakai rekaman) atau jika seseorang perempuan tak dikenalnya bebicara dengan suara ibunya.
1. Pembagian periode bayi lahir (neonatal)
Periode partunate (mulai saat kelahiran sampai antara lima belas dan tiga puluh menit sesudah kelahiran). Periode ini bermula dari keluarnya janin dari rahim ibu dan berakhir setelah tali pusar dipotong dan diikat. Sampai hal ini selesai dilakukan, bayi masih merupakan pascamatur yaitu lingkungan diluar tubuh ibu. Periode Neonate( dari pemotongan dan pengkatan tali pusar sampai akhir mingggu kedua dari kehidupan pascamatur). Sekarang bayi adalah inidividu yang terpisah, mandiri dan tidak lagi merupaakan parasit. Selama periode ini bayi harus mengadakan penyusuaian pada lingkungan baru diluar tubuh ibu.
Masa Bayi Neonatal Merupakan Masa Terjadinya Penyesuaian yang radikal
Meskipun tentang kehidupan manusia secara resmi dimulai pada saat kelahiran. Kelairan merupakan suatu gangguan pada pola perkembangan yang dimulai pada saat pembuahan. Ini adalah suatu peralihan dari lingkungan dalam ke lingkungan luar. Seperti halnya semua peralihan diperlukan penyesuaian dari bayi. Bagi beberapa bayi penyesuaian mudah dilakuakn , namun bagi bayi lain terasa sulit dan mengalami kegagalan. Miller mengatakan dalam seluruh kehidupannya, tidak pernah terjadi perubahan lokasi yang sangat menyeluruh.
Masa Bayi Neonatal Periode Yang Berbahaya
Masa bayi neonatal merupakan periode yang berbahaya, baik secara fisik maupun psikologi. Secara fisik periode ini berbahaya, karena sulitnya mengadakan penyesuaian diri secara radikal yang terpenting pada lingkungan yang sangat baru dan sangat berbeda. Secara psikologi, masa bayi merupakan saat terbentuknya sikap dari orang-orang yang berarrti bagi bayi.
Periode bayi baru lahir (neonatal) terdiri dari :
a. Perbedaan individual dalam tingkat kegiatan
b. Tindakan yang responsive
c. Mood (keadaan perasaan) pada umumnya
d. Mempunyai sifat aktif dalam setiap gerakan yang dilakukan
2. Berbagai Adaptasi Yang Harus Di Lakukan Oleh Bayi Neonatal
Banyak dokter psiklogi dan seniman berspekulasi mengenai arti peristiwa kelahiran. Kelahiran merupakan suatu drama penjebolan “secara drastis, disertai dengan perubahan-perubahan kondisi/ psiko-fisik secara radikal revolusioner dan seorang bayi .
Penyesuaian Bayi Neonatal
Didalam rahim suhunya tetap, yaitu 100°F, sedangkan dirumah sakit atau diumah berkisar 60°sampai 70°F.Kalau tali pusar diputus, bayi mulai harus bernapas sendiri. Menghisap dan menelan. Sekarang bayi harus memperoleh makanan dengan jalan menghisap dan menelan, tidak lagi memeperolehnya melalui tali pusar. Refleksi-refleksi ini belum berkembang sempurna pada waktu lahir dan bayi seringkali tidak cukup memperoleh makanan yang diperlukan sehingga berat badanya menurun.
Alat-alat pembuangan bayi mulai berfungsi segera setelah dilahirkan, sebelumnya pembuangan dilakukan melalui tali pusar. Indikasi kesulitan penyeseuaian terhadap kehidupan pascanatal.
Karena adanya kesulitan untuk menghisap dan menelan, bayi yang baru lahir biasanyamengalami penurunan berat badan dalam minggu pertama. Pada hari pertama atu kedua hidup pascanatal, semua bayi menunjukkan perilaku yang relative tidak teratu, seperti ketidak teraturan dalam bernapas, sering kencing dan berak, berdesah dan muntah. Hal ini sebagian disebabkan karena adanya tekanan pada otak selama persalinan yang mengakibatkan keadaan pingsan dan sebagian karena keadaan susunan saraf otonom yang kurang berkembang yang mengendalikan keseimbangan tubuh.
Bahkan hingga sekarang ini, tingkatan kematian bayi selama dua hari pertama pascanatal cenderung tinggi. Kematian itu disebabkan banyak factor yang berbeda.Dalam persalinan alamiah, posisi dan besarnya janin dalam hubungannya dengan alat-alat reprodukasi ibu mempermudah bayi lahir, secara normal, dengan posisi kepala dibawah.
Dalam persalinan sungsang, bokong keluar lebih dulu disusul oleh kaki dan akhirnya baru kepala.Posisi janin melintang dalam rahim ibu. Dalam hal ini harus dipergunakan alat-alat untuk persalinan kecuali kalau posisi janin dapat berubah sebelum proses kelahiran mulai.Kalau janin terlampau besar sehingga tidak dapat keluar secara spontan atau kalau posisi sedemikian rupa sehingga tidak memungkinkan persalinan normal, harus dipergunakan alat untuk membantu persalinan.
Lamanya Periode Kehamilan kondisi keempat yang mempengaruhi penyesuaian bai pada pascanatal adalah panjangnya periode kehamilan. Sedikit sekali bayi dilahirkan tepat 280 hari setelah terjadi pembuahan. Mereka yang dilahirkan sebelum waktunya dikenal sebagai bayi-bayi premature dirumah sakit sering disebut sebagai preemies sedangkan yang lahir terlambat dikenal sebagai postmatur, atau bayi postterm.
Beberapa tanggapan yang umum yang tampak selama periode neonatal berupa penglihatan yang menatap pada cahaya, gerakan mata yang spontan,cucuran air mata. Tanggapan yang berhubungan dengan makan seperto gerak lidah, pipi, dan bibir,menghisap jari, menguap, tersedak, gerakan mulut yang berirama, mengerutkan kening dan alis, menggerakkan tubuh, menghentakan tubuh, gerakan tangan dan lengan, menendang-nendang, gerakan tungkai dan kaki. Semua gerakan ini tidak terkoordinasi, tidak terumu dan tan tiadak bertujuan. Gerakan ini merupakan dasar bagi perkembangan gerakan sangat terkoordinasi dan terampil sebagai proses belajar.
Vokalisasi Bayi, vokalisasi bayi neonatal dapat dibagi dalam 2 kategori yaitu suara tangis dan suara yang eksplosit. Selama masa neonatal dan bulan pertama dari masa bayi, tangis merupakan bentuk suara yang menonjol. Suara eksplosit adalah jenis suara yang lebih penting karena akhirnya mengembangakan kemampuan berbicara. Menangis dimilai pada saat lahir atau segera sesudah dilahirkan kadang dalam pesalinan yang panjang dan sulit. Janin akan menangis sekalipun masih berada didalam uterus. Menangis sebelum dilahirkan jarang terjadi dan berbahaya, karena selalu ada kemungkinan janin akan tersumbat oleh cairan didalam rahim. Menangis pada waktu lahir merupakan gerak refleksi murni yang terjadi ketika udara masuk kedalam tali suara yang menyebabkan tali suara bergerak dan tujuannya untuk memompa paru-paru sehingga pernapasan dan memeberikan oksigen yang cukup untuk darah. Ostwald dan Pehzman melaporkan bahwa 4 suara permulaan bayi dipengaruhi oleh jenis obat bius yang diberikan kepada ibunya dan tepatnya tali pusar menjepit setelah dilahirkan. Dan ada beberapa macam tangisan bayi secara terbata dapat diketahui apa yang dikehendaki bayi.
Ostwald Menguraikan Nilai Social dan Tangisan Bayi
Tangisan bayi merupakan perilaku dari ketergantungan total pada satu makhluk yaitu ibu yang hamil pada kemungkinan berkomunikasi dengan sekelompok manusia didalam lingkungan kelangsungan hidup manusia sampai tingkat tertentu bergantung pada kewajaran keluarnya bayi dan tanggapan ibu yang tepat terhadap tangisan bayi. Semakin keras tangisnya semakin meluas aktifitasnya dan merupakan petunjuk bahwa bayi membutuhkan perhatian jadi hal itu merupakan bentuk bahasa. Suara eksplosit bayi neonatal kadang mengeluarkan suara eksplosit seperti napas yang berat. Suara merupakan ucapan tanpa arti atau tujuan dan terjadi secara kebetulan kalau otot-otot suara mengerut. Biasanya bunyi-bunyi itu disebut dekatan, degukan atau dengkuran. Bunyi-bunyi ini diperkuat dan berkembang menjadi ocehan yang selanjutnya berkembang menjadi bicara.
Kepekaan, kriteria terbaik yang dapat digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya kemampuan sensorik adalah reaksi adalah reaksi motorikterhadap rangsangan sensorik yang biasanya terjadi bila alat-alat sensorik dirangsang. Akan tetapi, seringkali sulit menentukan apakah reaksi motorik itu terjadi karena rangsangan atau bagian dari aktifitas menyeluruh yang umum. Tidak adanya reaksi juga tidak harus berarti tidak adanya kepekaan itu hanya berarti rangsangan yang dipergunakan terlampau lemah untuk dapat membangkitkan reaksi intensitas dari rangsangan sangat mempengaruhi reaktivitas bayi pada berbagai rangsang sensorik.
Kesadaran, menurut James, kesadaran lebih menyerupai kebingungan yang berkembangan dan mendengung. Semua bayi mengalami semacam kekacauan pada hari-hari pertama dan kedua setelah dilahirkan. Ini berati bahwa mereka tidak sepenuhnya menyadari tentanfg apa yang terjadi disekitarnya. Lambat laun setelah kegoncangan kelahiran mereka dan alat-alat indera mulai berfungsilebih baik, mereka lebih sadar akan dunia sekitarnya.
Bayi premature memerlukan waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan diri pada bayi yang cukup umur yang mengalami kesulitan dalam kelahiran. Akibatnya mereka memerlukan waktu lebih lama untuk menyadarinya apa yang terjadi disekitar mereka.
Kemampuan Belajar, untuk belajar, individu harus menyadari apa yang diharapkan harus dilakukan. Lagipula otak dan saraf harus cukup berkembang untuk memungkinkan proses belajar. Kondisi demikian belum terdapat pada bayi neonatal terutama dalam sehari-hari pertama dari kehidupan pascanatal. Bayi neonatal seringkali tidak mampu melakukan bentuk belajar yang sangat sederhana biasanya atau belajar melalui asosiasi. Kecuali situasi makan, reaksi yang berupa kebiasaan sulit diperoleh.
Emosi Bayi Neonatal, Reaksi emisional hanya dapat diuraikan sebagai keadaan menyenangkan dan tidak menynangkan. Yang pertama ditandai oleh tubuh yang tenang dan yang kedua ditandai oleh tubuh yang tegang. Ciri yang menonjol dari keadaan emosi adalah tidak adanya tingkatan reaksi yang menunjukkan tingkat intensitas yang berbeda.
Permulaan Kepribadian anak-anak dilahirkan dengan perbedaan sifat yang karateristik yang tercermin dalam tingkat aktivitas dan kepekaan.. Dari perbedaan ini akan berkembang pola kepribadian individual. Thomas dkk mengatakan pentingnya hubungan timbal balik antara matangnya sifat-sifat turunan dari pengalaman dalam perkembang kepribadian, jadi kalau kedua efek selaras, dapat diharapkan perkembangan anak yang sehat, kalau tidak serasi hamper selalu dapat dipastikan timbulnya perilaku yang mengundang masalah. Misalnya lingkungan prenatal yang terganggu karena ibu menderita sakit keras atau mengalami tekanan dalam waktu yang lama, dapat menyebabkan perubahan pada pola perilaku bayi neonatal. Gangguan seperti ini sangat penting terutama kalau terjadi pada bagian akhir kehidupan intrautering dapat menyebabkan keadaan hiperaktif dan sifat cepat pada bayi. Bukti yang menunjukkan bahwa trauma kelahiran atau goncangan psikologi yang terjadi pada saat bayidipisahkan dari ibunya, dapat menimbulkan akibat yang tetap ada pada kepribadian sepertiapa yang dikatakan oleh Rank, namun ada bukti yang menunjukkan bahwa bayi yang dipisahkan dari ibunya setelah kelahiran tidak dapat mengadakan peyesuaian diri pada kehidupan pascanatal sebaik bayi yang tetap tinggal bersama ibunya. Periode bayi neonatal merupakan salah satu dari periode yang paling berbahaya dalam rentang kehidupan. Bahaya dalam periode ini mungkin fisik, psikologis, atau kedua-duanya dan dapat mempengaruhi penyesuaian diri saat ini dan masa depan. Secara psikologis masa terhentinya perkembangan berbahaya karena dapat menyebabkan orangtua menjadi cemas dan takut tentang perkembangan anak, perasaan-perasaan yang dapat tetap ada dan mengakibatkan sikap yang sangat melindungi ditahun-tahun kemudian.
B. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN BAYI
1 Kehidupan Fisis Bayi
Salah seorang ahli psikologi mengadakan peneyelidikan dalam hal ini, ialah Charlote Buhler. Dari penyelidikannya, yang dilakukan dalam kehidupan fisis, hasil-hasilnya adalah:
a. Detak jantung, Tentang detak jantung, dikatakan bahwa waktu lima bulan sebelum kelahirannya, jantung si bayi sudah berdetak sebanyak 150 kali/menit. Pada waktu lahir menurun tinggal 130 kali/menit. Demikian terus menerus sehingga pada waktu berumur 2 tahun, tinggal 80/menit.
b. Pernapaan,Tentang pernapasan si bayi, pada waktu dalam kandungan, tentu tidak mungkin si bayi bernapas dengan paru-paru, tetapi telah mengerakkan dadanya. Pada saat kelahiran, ia mulai memerlukan zat asam. Demikian anak itu lahir, maka cairan di dalam hidung dan telinganya mulai keluar. Dan sejak itu paru-paru si anak mulai melakukan fungsinya. Tarikan nafas yang pertama, terjadi pada saat si anak itu menangis untuk yang pertama kali.
c. Makan dan minum, Tentang makanan dan minuman. Dorongan untuk makan dan minum, telah di bawa si bayi sejak lahir. Gerak menyerap pada si bayi pun mulai segera dapat berfungsi. Keteraturan antara gerak penyerapan dan pernapasan segera dikuasai tanpa menjumpai kesukaran.
d. Pembuangan kotoran, Tentang pembuangan kotoran, dikatakan organ-organ untuk itu terdiri atas gerak-gerak refleks, yang telah berjalan dengan baik sejak dalam kandungan. Tekanan pada usus besar menegangkan urat radial dan perut besar, maka lubang usus terbuka. Keluarnya kotoran menyebabkan lemasnya urat-urat radial kembali, dan ini menyebabkan lubang tertutup.
2 Perkembangan alat indera bayi
a. Perkembangan penglihatan, pada umumnya anak yang baru lahir, belum dapat menerima rangsangan. Matanya terbuka dan berkedip otomatis dengan gerakan refleksif, tapi sebenarnya belum dapat menerima rangsangan cahaya. Baru pada bulan ketujuh, si bayi dapat mengikuti sesuatu yang di dekat matanya, dengan memalingkan kepalanya.
b. Perkembangan pendengaran, hanyan dengan waktu kurang lebih 2 jam sesudah lahir, si bayi sudah bisa mendengar. Yaitu sejak cairan yang berasal dari lubang telinga, keluar. Ini dapat dilihat bahwa ia telah dapat mereaksi terhadap getaran suara. Sekalipun reaksinya itu belum mengandung arti tertentu. Kepekaan menerima rangsangan suara
c. Perkembangan perasa kulit, kepekaan menrima rangsangan kulit, terdapat apda bibir dan telapak kakinya. Anak lebih peka terhadap rangsangan dingin dari pada panas.
d. Perkembang pembau, terhadap rangsangan bau lembut anak mereaksi positif dan bau keras anak meraksi negative, denagn memalingkan kepalanya.
e. Perkembangan perasa lidah, dalam perkembangan perasa lidah, si bayi tidak jauh berbeda dengan keadaan orang dewasa. Anak pada umumnya lebih menyukai rasa manis dari pada asin.
C. AKTIVITAS BAYI
Kegiatan atau aktivitas bayi yang sering dilakukan apda waktu bayi antara lain:
1 Tidur dan Gerakan Bayi
Sebagian besar kegiatan bayi pada umumnya adalah dipergunakan untuk tidur, baik siang atau malam hari. Ch. Buhler Berpendapat bahwa:

Pada umur 0;0 tidur bayi mencapai 21 jam.
1;0 tidur bayi mencapai 13 jam dan selebihnya untuk mengadakan gerakan
Pendapat lain mengatakan bahwa:
Umur 0;0 lama tidur bayi 20 jam
1;0 lama tidur bayi 12 jam
2 Perkembangan Pengamatan
Perkembangan pengamatan anak, sebenarnya suatu yang cukup kompleks juga sebab asalnya belum mampu mengamati sesuatu objek dengan bagian-bagiannya, pengamatan masih baru, ia menangkap stimulus dengan kesan keseluruhan. Belum terpisah atas bagian-bagiannya.
Alat pengamat bagi bayi seorang anak biasanya secara berurutan dapat disebutkan:
0;0 – 0;3 mengamati dengan mulut
0;3 – 0;6 mengamati dengan mulut dan tangan
0;6 – keatas = mulut, tangan dan mata
Pengamatan dan penguasaan lingkungan atau ruangan bagi bayi ada memiliki tahapan, Wiliam Stem menjelaskan hal tersebut sebagai berikut:
1 Uhraum (0;0 – 0;6) pengamatan awal terbatas pada dirinya sendiri
2 Nahraum (0;6 – 1;0) pengamatan dekat atau ruang yang sempit
3 Ferareum (1;0 – keatas pengamatan dan penguasaabn ruang lingkup lebih jauh.






BAB III
KESIMPULAN


Dari beberapa uraian yang sudah ada maka dapat di simpulkan hal-hal sebagai berikut:
1 Bayi adalah seorang anak yang muda usianya, Masa bayi neonatal merupakan periode tersingkat dari semua periode perkembangan. Masa ini dimuali dari kelahiran dan berakhir pada saat bayi menjelang dua minggu.
2 Masa bayi neonatal merupakan periode yang berbahaya, baik secara fisik maupun psikologi. Secara fisik periode ini berbahaya, karena sulitnya mengadakan penyesuaian diri secara radikal yang terpenting pada lingkungan yang sangat baru dan sangat berbeda
3 Periode bayi baru lahir (neonatal) terdiri dari :
a) Perbedaan individual dalam tingkat kegiatan
b) Tindakan yang responsive
c) Mood (keadaan perasaan) pada umumnya
d) Mempunyai sifat aktif dalam setiap gerakan yang dilakukan
4 Karaketristik perkembangan bayi mencakup perkembangan alat indera dan kegiatan lain yang mencakup gerak tubuh









DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu Psikologi Perkembangan Rineka Cipta: Jakarta, 1991
Sujanto Agus, Psikologi Perkembangan Rineka Cipta: Surabaya, 1996
Kartono Kartini, Psikilogi Anak,Mandar Maju: Bandung ,2007
Kasiram Moh., Ilmu Jiwa Perkembangan,Usaha Nasional: Surabaya , 1983
Atkinson Rital. dkk, Pengantar Psikologi, Erlangga: Jakarta, 1983

Makalah Perbandingan Pendidikan

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat dan rahmat dan hidayah-Nya jualah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita nabiyullah Muhammad SAW karena berkat perjuangan beliau kita dapat membedakan yang haq dan yang batil.
Tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai tugas mata kuliah PERBANDINGAN PENDIDIKAN.
Kami menyadari penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan pembuatan makalah kami kedepan.
Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua…… Amin.
Samarinda , Nopember 2009

Penyusun








DAFTAR ISI


Halaman Judul ...............................................................................................i
KataPengantar.................................................................................................ii
DaftarIsi......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................1
A. Latar Belakang................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................
C. Tujuan Penulisan..............................................................
D. Sistematika Penulisan......................................................
BAB II ANALISIS MASALAH.........................................................
BAB III PEMBAHASAN....................................................................
A. Peraturan Pendidikan di Malaysia....................................
B. Lembaga Pendidikan di Malaysia....................................
C. Biaya Pendidikan di Malaysia.........................................
BAB III PENUTUP..............................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................
B. Saran-saran.......................................................................
Daftar Pustaka









BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan pun dan di manapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing serta memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.
Bagi para penganut teori “human capital”, sebagaimana dideskripsikan oleh Walter W. McMahon dan Terry G. Geske dalam bukunya yang berjudul “Financing Education: Overcoming Inefficiency and Inequity” terbitan University of Illionis, bahwa nilai penting pendidikan adalah suatu investasi sumber daya manusia yang dengan sendirinya akan memberi manfaat moneter ataupun non-moneter. Itulah sebabnya investasi pendidikan yang diperlukan bagi bangsa Indonesia sebenarnya harus terlebih dahulu mengarah pada pendidikan dasar dan bukan pendidikan yang super canggih. Berpedoman pada apa yang telah dicanangkan oleh UNESCO, proses pendidikan pada pendidikan dasar setidaknya harus bertumpu pada 4 (empat) pilar, yaitu learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu), learning to be (belajar untuk menjadi seseorang), dan learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama).
Oleh karena itu, penting sekali sebagai negara berkembang seperti Indonesia untuk menentukan metode yang terbaik bagi dunia pendidikannya, yaitu dengan jalan “invest in man not in building”.
Oleh karenanya , disini kami akan menitikberatkan mengenai perbandingan antara pendidikan di negara kita dengan negara lain. Tak perlu muluk-muluk membandingkan dengan negara maju seperti Amerika atau Jepang, cukup kita telaah saja dengan negara tetangga dekat kita yaitu Malaysia. Pantaskah kita percaya diri bahwa kita lebih baik?. Semoga menjadi koreksi bagi perkembangan pendidikan di Indonesia kedepan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka kami membatasi masalah-masalah yang akan di bahas yaitu :
1. Bagaimana sistem dan kebijakan pendidikan ( peraturan dan lembaga pendidikan ) di Malaysia ?
2. Bagaimana tema pendidikan ( biaya pendidikan ) di Malaysia ?


C. Tujuan Penulisan
Dalam makalah ini, penyusun mempunyai tujuan yang ingin di capai. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah : “ Penyusun ingin mengetahui apa keunggulan pendidikan di Malaysia, yang kemudian nantinya akan di bandingkan dengan pendidikan di Negara Indonesia “.
D. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah para pembaca dalam memahami isi makalah ini, maka penyusun menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan tentang latar belakang, perumusan
masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II ANALISIS MASALAH
BAB III PEMBAHASAN
Bab ini mengemukakan tentang pembahasan masalah yang disajikan.
BAB IV PENUTUP
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan isi makalah.



BAB II
ANALISIS MASALAH

Jika kita masuk kampus negeri, maka bayaran setiap semesternya bertambah murah, seperti di UM (Universiti Malaya) atau UKM (Universiti Kebangsaan Malaysia). Seperti di UM, untuk Islamic Studies S 2, semester pertama mahasiswa asing dikenakan bayaran 1.700.00 (Seribu tujuh ratus tingit), semester 2, RM. 1.400.00 (Seribu empat ratus ringgit). Begitu seterusnya, ia akan bertambah murah dengan bertambahnya semester. Hal ini, karena kampus-kampus itu disubsidi oleh pemerintah. Dan subsidi itu 100 % untuk sekolah SD sampai SMA milik pemerintah kecuali orang tua diminta bayar seragam dan buku teks pelajaran, yang biayanya kurang lebih RM. 100.00 (Seratus inggit).
Jika melihat hal ini, sangatlah jauh berbeda dari keadaan pendidikan kita di Indonesia. Untuk itulah, sekiranya pendidikan harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan. Dalam konteks ini, kita perlu berlapang dada tanpa rasa malu sebagaimana Jepang bangkit dari kehancuran Perang Dunia II dengan memajukan pendidikannya, Malaysia yang pada tahun 1970 belajar dari guru-guru Indonesia yang didatangkan ke Malaysia. Hasilnya dapat kita lihat sendiri, Jepang telah menjadi negara industri terkemuka di dunia, India mampu memainkan peranannya di berbagai tingkatan Internasional, dan Malaysia lambat laun mulai menjadi capital bagi Asia Tenggara.
Begitu besarnya peranan Pendidikan bagi kemajuan suatu bangsa, maka bagaimanapun juga disadari atau pun tidak hanya melalui pendidikanlah, bangsa kita diharapkan dapat bangkit, dan kemudian menata ulang rancang-bangun kehidupan berbangsa, membangun karakter bangsa atas dasar kearifan dan identitas tradisi lokal dan melanjutkan pembangunan bangsa. Terlebih di era globalisasi yang menunjukkan semakin ketatnya kompetisi negara-negara di seluruh dunia. Agar di masa depan pendidikan nasional dapat diperbaiki. Oleh karena itu, maka amat diperlukan sebuah komitmen. Para pemimpin negara, siapa pun orangnya, harus memiliki perhatian untuk memajukan pendidikan Indonesia.









BAB III
PEMBAHASAN
A. Peraturan Pendidikan di Malaysia
Dari sistem pendidikan yang terbawah (SD) hingga yang perguruan tinggi (universitas), Malaysia mempunyai nilai “lebih” dari kita. Di Malaysia negara sepenuhnya mendukung pembangunan pendidikan, baik dari sistem maupun dari sarana dan prasarana.
Di malaysia, ketika sebuah keluarga memiliki seorang anak maka orang tuanya wajib mendaftarkannya di sekolah rendah (Indonesia=SD) satu tahun sebelum masa sekolah. Hal ini dimaksudkan agar adanya kepastian bahwa anaknya mengikut pendidikan wajib. Di Malaysia masa persekolahan sekolah rendah adalah 7-12 tahun. Jadi saat seorang anak sudah berumur 6 tahun, jika orang tua belum mendaftarkannya ke sekolah rendah maka akan dikenakan sanksi undang-undang. Orang tua akan dikenakan denda max RM 5000 atau kurungan penjara max 6 bulan atau kedua-duanya sekali. Yang tak kalah bernilai “plus” juga adalah mengenai uang bayaran sekolah rendah di Malaysia. Tidak seperti di Indonesia yang banyak pungutan-pungutan sekolah, di Malaysia sumbangan PIBG (Persatuan Ibu Bapa dan Guru) hanya dibayar perkeluarga. Jadi kalau sebuah keluarga memiliki 1 anak atau lebih sama saja bayaran yang dikeluarkan. Selain itu pungutan lain tidak ada termasuk sumbangan untuk dana pembangunan. Sebab dana pembangunan sepenuhnya merupakan tanggungjawab pemerintah.

B. Lembaga Pendidikan di Malaysia
Di Malaysia, bukan karena SDM yang tidak baik, tapi mereka lebih terikat kepada peratutan AUKU (Akta Universiti dan Kolej Universiti), yang didalamnya melarang mahasiswa memasuki partai politik. Karena itu, kerajaan hanya memfokuskan pelajar untuk berkiprah didalam kampus saja. Tentunya dengan nilai-nilai mata kuliah yang tinggi. Dan itu bukti kecemerlangan suatu pelajar. Dan ini pula yang dijadikan ukuran sejak sekolah SD. Mereka setelah lulus, diarahkan mendapatkan kerja. Karena itu, kepandaian mahasiswa-mahasiswa Malaysia, tidak hanya cemerlang dari aspek koginitif, tapi juga praktis, sehingga mudah mendapatkan kerja nantinya.
Di Indonesia, seperti dimaklumi, mahasiswa mencari kepuasan di organ-organ extra atau kelompok-kelompok studi dan itu yang membuat mereka dapat vocal, karena seringnya berdebat dan diskusi, sehingga jika berbicara di forum kawan-kawan Indonesia paling depan. Di Malaysia, jika seminar atau diskusi dalam kelas, mahasiswa lebih banyak pasif. Dan tidak jarang, seorang dosen harus meminta ditanyai atau memancing agar ada yang bertanya.
Di Malaysia, fasilitas lebih baik, seperti wireless internet gratis dalam kampus. Dan itu hampir semua kampus. Di kampus UM, mahasiswa boleh download 6800 jurnal internasional dengan gratis dalam berbagai topik. Buku-buku lebih banyak dalam bahasa inggeris atau arab dan kemudahan-kemudahan yang lain.
Perguruan tinggi milik negara akan lebih baik daripada perguruan tinggi swasta. Selain karena PTN sudah lebih dulu ada, biasanya orang yang bisa masuk ke PTN memang lebih terpilih. Apalagi PTN yang masuk jajaran 200 besar dunia yang ada di Malaysia seperti Universiti Malaya, Universiti Kebangsaan Malaysia, dan Universiti Sains Malaysia.
Kita tidak bisa masuk PTN (IPTA) tersebut dengan mudah, karena warga negara Malaysia saja susah bisa masuk ke sana. Ada lulusan sekolah menengah sini yang mengeluh mendapat jatah PTN yang jauh dari tempat tinggalnya dan jurusannya pun tidak sesuai dengan yang diinginkan. Agak beda dengan Indonesia yang menerapkan sistem seperti SPMB.
Karena itu, banyak siswa yang punya pilihan jurusan tertentu lebih memilih masuk PTS (IPTS) seperti Universiti Teknologi PETRONAS, Curtin, Taylor, UCSI, dan lain sebagainya. Orang asing yang mau masuk S1 (undergraduate) hanya bisa di IPTS ini. Ada juga yang masih menerima orang asing di program undergraduatenya, tapi sudah sangat jarang. Misalnya ada di USM dan UUM (Universiti Utara Malaysia).
C. Biaya Pendidikan di Malaysia
Selanjutnya mari kita menelaah ke jenjang perguruan tinggi. Ada beberapa perbedaan dengan di Indonesia. Jika kita melihat dari bayaran semesteran, kalau di Indonesia bayaran semester S2 dan S3 lebih mahal dari S1. Sebagai contoh, UIN Jakarta, setiap semester hanya membayar Rp.300.000 (masih IAIN). Dan S2 di kampus yang sama, membayar Rp. 3.500.000. Dan S3 tentu lebih mahal (sama-sama jurusan Islamic Studies. Sedang di Malaysia sebaliknya S1 malah lebih mahal dari S2 dan S3. . Untuk S1, seorang bumiputera dengan jurusan Islamic Studies membayar RM. 3,000.00 (Tiga ribu ringgit) setiap semester. Jika mengambil jurusan ilmu alam, tekhnik, ekonomi atau pendidikan, tentu akan lebih mahal. Di UIA (Universiti Islam Antarabangsa), S1 harus membayar RM. 4.000.00 (Empat Ribu ringgit) per semester.
Selain itu, jika kita masuk kampus negeri, maka bayaran setiap semesternya bertambah murah, seperti di UM (Universiti Malaya) atau UKM (Universiti Kebangsaan Malaysia). Seperti di UM, untuk Islamic Studies S 2, semester pertama mahasiswa asing dikenakan bayaran 1.700.00 (Seribu tujuh ratus tingit), semester 2, RM. 1.400.00 (Seribu empat ratus ringgit). Begitu seterusnya, ia akan bertambah murah dengan bertambahnya semester. Hal ini, karena kampus-kampus itu disubsidi oleh pemerintah. Dan subsidi itu 100 % untuk sekolah SD sampai SMA milik pemerintah kecuali orang tua diminta bayar seragam dan buku teks pelajaran, yang biayanya kurang lebih RM. 100.00 (Seratus inggit). Jika swasta seperti UIA, maka bayaran per semesternya sama seperti di Indonesia. Ia tetap sama sejak semester 1 sampai selesai.
Biaya sekolah undergraduate (S1) di PTS bervariasi antara 8juta sampai 60 juta per semesternya. Biasanya yang berkaitan dengan kedokteran akan jauh lebih mahal di bandingkan yang lainnya. Uang masuknya sendiri berkisar 2juta rupiah. Itu sudah termasuk biaya asrama. Jika dibandingkan biaya kuliah di PTS Indonesia, terutama yang berkelas seperti Trisakti atau Unpar, kira-kira sebanding. Beasiswa untuk S1 juga banyak diberikan oleh beberapa IPTS, misalnya dari PETRONAS, CIMB Niaga, dan pemerintah Malaysia sendiri melalui MTCP. Kalau beruntung, bisa gratis sekolah di sini bahkan dapat uang saku yang lumayan.









BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari sistem pendidikan yang terbawah (SD) hingga perguruan tinggi (universitas), Malaysia mempunyai nilai “lebih” dari kita. Di Malaysia negara sepenuhnya mendukung pembangunan pendidikan, baik dari sistem maupun dari sarana dan prasarananya. Maka dari itu, pendidikan Indonesia harus betul-betul diarahkan untuk bangkit dan kemudian bisa menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, serta memiliki budi pekerti yang baik dan dapat bersaing dengan negara-negara lain, ditengah perkembangan era globalisasi.

B. Saran-saran
Dari uraian di atas, kita dapat menyadari bahwa betapa pentingnya pendidikan. Untuk itu, kita harus tetap terus semangat dan berjuang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Negara tercinta kita, INDONESIA.








DAFTAR PUSTAKA


• Mohamad Faiz, Pan, Menanti “ Political Will” Pemerintah di Sektor Pendidikan, dalam http://panmohamadfaiz.com/2006/10/5/political-will-pendidikan-indonesia, 27 oktober 2009
• Jaly, Hasan, Perbandingan Antara Kampus di Indonesia dan Malaysia, dalam http://www.bawean.net/2008/12/beberapa-perbandingan-antara-kampus-di.html., 27 oktober 2009
• Arsyil, Menelaah Pendidikan Malaysia di Banding Indonesia, dalam http://arsyil.blogspot.com/2009/05/menelaah-pendidikan-malaysia-dibanding.html, 27 oktober 2009
• Awaluddin, Iwan, Kuliah di Malaysia, dalam http://www.schoolofuniverse.com/, 27 oktober 2009

makalah msailul fiqh

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat penting bagi umat Islam. Di dalam bulan itu, Allah swt. menurunkan al-Qur’an, tepatnya pada malam lailat al-qodr, dan mewajibkan Umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa, mulai tanggal satu sampai pada akhir Bulan
Dikarenakan adanya kewajiban berpuasa pada Bulan Romadhon ini, Umat Islam, khususnya para ‘Ulama` Islam, sangat serius dalam memperhatikan kapan masuknya awal dan akhir Bulan Ramadhan. Harapannya adalah agar mereka tidak melanggar perintah Allah swt untuk berpuasa di bulan Ramadhan itu.Dalam arti lain, jangan sampai terjadi kesalahan dalam mengetahui awal dan akhir bulan Ramadhan, sehingga menyebabkan kesalahan pula dalam menjalankan kewajiban puasa itu.
Karena hal tersebut, di sisi lain Kenikmatan bulan Ramadhan selalu berubah menjadi kegelisahan dan keresahan. Persoalan muncul ketika menetapkan kapan awal dan kapan pula berakhirnya. Akibat yang ditimbulkanya adalah perselisihan pendapat dalam menetapkannya. Umat yang awam menjadi ragu, bingung, dan bimbang. Fenomena ini selalu terjadi dari tahun ke tahun, seakan tidak ada lagi cara bagi kaum muslimin untuk menjalani awal dan akhir Ramadhan secara bersama-sama, serentak pada tanggal dan hari yang sama.
Bila dicermati, perbedaan awal dan akhir Ramadhan tersebut disebabkan adanya perbedaan hukum syara’ yang menjadi pedoman berikut masalah teknis operasionalnya, disamping perbedaan orientasi dan loyalitas umat Islam mengenai lembaga mana yang memiliki otoritas dipercaya dan diikuti.
Dalam menyikapi hal tersebut, maka pemakalah ingin memaparkan tentang bagaimana menetapkan awal dan akhir Bulan Ramadhan yang sesuai dengan syara’ dan metode yang baik di gunakan yang akan dibahas dalam makalah ini.



B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan oleh penulis, maka dapat di rumuskan beberepa permasalahan, yaitu :
1. Bagaimana metode dalam menetapkan awal dan akhir bulan Ramadhan?
C. Sistematika Penulisan
Adapun sitematika dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN yang didalamnya memuat uraian tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, dan Sistematika Penulisan.
BAB II : PEMBAHASAN yang didalamnya memuat uraian tentang Dalil Tentang Awal dan Akhir Bulan Ramadhan, Menurut Metode yang Digunakan, Metode yang Digunakan.
BAB III : PENUTUP yang didalamnya memuat uraian tentang kesimpulan dan Daftar Pustaka.


















BAB II
PEMBAHASAN

A. Dalil Tentang Awal dan Akhir Bulan Ramadhan
Di dalam kitab-kitab hadits yang ada sekarang, terdapat beberapa sabda Rasulullah saw. yang berkenaan dengan permasalahan bagaimana menentukan awal dan akhir bulan Romadhon. Hadits-hadits inilah yang nantinya dijadikan dalil oleh para ‘Ulama` dalam mengemukakan pendapat-pendapat mereka tentang metode yang paling benar dan akurat (menurut mereka) dalam menentukan awal dan akhir bulan Ramadhan. Diantara dalil-dalil tersebut adalah:
صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلاَثِينَ
Berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berbukalah kalian karena melihatnya (hilal). Apabila pandangan kalian tersamar (terhalang), maka sempurnakanlah hitungan bulan Sya’ban menjadi 30 hari. (HR. Bukhari no. 1776 dari Abu Hurairah).
إِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَصُومُوا وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ
Apabila kamu melihatnya (hila)l, maka berpuasalah; dan apabila kamu melihatnya, maka berbukalah. Jika ada mendung menutupi kalian, maka hitunglah. (HR al-Bukhari no. 1767 dari Abu Hurairah)
صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُمِّيَ عَلَيْكُمْ الشَّهْرُ فَعُدُّوا ثَلَاثِينَ
Berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berbukalah kalian karena melihatnya (hilal). Apabila pandangan kalian terhalang mendung, maka hitunglah tiga puluh bulan hari . (HR Muslim no.1810, dari Abu Hurairah ra.)
لاَ تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْا الْهِلَالَ وَلَا تُفْطِرُوا حَتَّى تَرَوْهُ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدُرُوا لَهُ
Janganlah kalian puasa hingga melihat hilal, jangan pula kalian berbuka hingga melihatnya, jika kalian terhalangi awan, maka sempurnakanlah hitungannya menjadi tiga puluh hari. (HR. Bukhari no. 1773, Muslim no. 1795, al-Nasai no. 2093; dari Abdullah bin Umar ra.).


لاَ تُقَدِّمُوا الشَّهْرَ بِصِيَامِ يَوْمٍ وَلاَ يَوْمَيْنِ إِلاَّ أَنْ يَكُونَ شَيْءٌ يَصُومُهُ أَحَدُكُمْ وَلاَ تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْهُ ثُمَّ صُومُوا حَتَّى تَرَوْهُ فَإِنْ حَالَ دُونَهُ غَمَامَةٌ فَأَتِمُّوا الْعِدَّةَ ثَلاَثِينَ ثُمَّ أَفْطِرُوا وَالشَّهْرُ تِسْعٌ وَعِشْرُونَ
Janganlah kalian mendahului bulan Ramadhan dengan puasa satu atau dua hari kecuali seseorang di antara kalian yang biasa berpuasa padanya. Dan janganlah kalian berpuasa sampai melihatnya (hilal Syawal). Jika ia (hilal) terhalang awan, maka sempurnakanlah bilangan tiga puluh hari kemudian berbukalah (Iedul Fithri) dan satu bulan itu 29 hari. (HR. Abu Dawud no. 1982, al-Nasa’i 1/302, al-Tirmidzi 1/133, al-Hakim 1/425, dari Ibnu Abbas dan di shahih kan sanadnya oleh al-Hakim dan disetujui oleh al-Dzahabi.)
إِنَّمَا الشَّهْرُ تِسْعٌ وَعِشْرُونَ فَلَا تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْهُ وَلَا تُفْطِرُوا حَتَّى تَرَوْهُ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَاقْدِرُوا لَهُ
Sesungguhnya bulan itu ada dua puluh sembilah hari, maka janganlah kalian berpuasa hingga melihatnya. Dan janganlah kalian berbuka hingga melihatnya. Apabila mendung menutupi kalian, maka perkirakanlah.” (HR. Muslim 1797, HR Ahmad no. 4258, al-Darimi no. 1743, al-Daruquthni no. 2192, dari Ibnu Umar ra).
Dari sebagian hadits-hadits yang ada ini, para ‘Ulama` berijtihad dengan sungguh-sungguh (sesuai dengan kadar keilmuannya masing-masing) agar dapat menentukan metode yang paling tepat untuk mengetahui awal dan akhir Bulan Romadhon. Maka, muncullah beberapa pendapat berkenaan dengan hal tersebut.

B. Menurut Metode yang Digunakan
Menurut Tarekat Naqsabandiyah:
Metode yang dilakukan Tarekat ini didasarkan pada perhitungan yang telah ditetapkan guru-guru dalam Tarekat. Biasanya penetapan awal Ramadhan diputuskan berdasarkan perhitungan dari sebuah almanak yang disalin dari kitab milik guru tarekat Naqshabandi Syekh H. Abdul Munir.
Salinan itu ditulis dengan huruf arab melayu (pegon) sebagai almanak untuk mencari awal bulan Arab termasuk bulan Ramadhan. Disebutkan bahwa almanak ini disebutnya sebagai bilangan taqwim. Beberapa huruf pada nama hari digabungkan sedemikan rupa sehingga membentuk bulan, begitu pula nama huruf pada bulan maka himpunannya menadi tahun. Begitulah seterusnya penghisaban bilangan angka itu sampai hari kiamat.
Menurut Hisab / Perhitungan:
Menurut para ahli hisab, visibilitas (kenampakan) Hilal pada hari terjadinya Ijtimak berdasarkan pada peta visibilitas. Peta ini mengacu pada Kriteria Odeh yang mengadopsi Limit Danjon sebesar 7 derajat yaitu jarak minimal elongasi Bulan dan Matahari agar hilal dapat diamati baik menggunakan alat optik maupun mata telanjang. Kriteria tersebut dikemas dalam sebuah software Accurate Times yang menjadi acuan pembuatan peta visibilitas ini.
Menurut Kriteria Rukyat Hilal ( Limit Danjon ):
Andre Danjon, seorang astronom Perancis pada 1930-an menyimpulkan bahwa Hilal tidak akan dapat diamati jika jarak minimum elongasi Bulan dan Matahari kurang dari 7 derajat.
Menurut Kriteria Imkanur Rukyat:
Pemerintah RI melalui pertemuan Menteri-menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) menetapkan kriteria yang disebut Imkanurrukyah yang dipakai secara resmi untuk penentuan awal bulan bulan pada Kalender Islam negara-negara tersebut yang menyatakan Hilal dianggap terlihat dan keesokannya ditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah berikutnya apabila memenuhi salah satu syarat-syarat berikut:
1. Ketika matahari terbenam, ketinggian bulan di atas horison tidak kurang dari 2derajat
2. Jarak lengkung bulan-matahari (sudut elongasi) tidak kurang dari 3 derajat. Atau
3. Ketika bulan terbenam, umur bulan tidak kurang dari 8 jam selepas ijtima’ berlaku.
Menurut Kriteria Wujudul Hilal
Kriteria Wujudul Hilal dalam penentuan awal bulan Hijriyah menyatakan bahwa : “Jika setelah terjadi ijtimak, bulan terbenam setelah terbenamnya matahari maka malam itu ditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah tanpa melihat berapapun sudut ketinggian bulan saat matahari terbenam.
Menurut Kriteria Kalender Hijriyah Global
Universal Hejri Calendar (UHC) merupakan Kalender Hijriyah Global usulan dari Komite Mawaqit dari Arab Union for Astronomy and Space Sciences (AUASS) berdasarkan hasil Konferensi Ke-2 Atronomi Islam di Amman Jordania pada tahun 2001. Kalender universal ini membagi wilayah dunia menjadi 2 region sehingga sering disebut Bizonal Hejri Calendar. Zona Timur meliputi 180 BT ~ 20 BB sedangkan Zona Barat meliputi 20 BB ~ Benua Amerika. Adapun kriteria yang digunakan tetap mengacu pada visibilitas hilal (Limit Danjon).
Menurut Kriteria Saudi
Kurangnya pemahaman terhadap perkembangan dan modernisasi ilmu falak yang dimiliki oleh para perukyat di Arab Saudi sering menyebabkan terjadinya kesalahan identifikasi terhadap obyek yang disebut “hilal” baik berupa kasus “salah yang dilihat” maupun “bohong yang dilihat”. Klaim terhadap kenampakan hilal oleh seeorang atau kelompok perukyat pada saat hilal masih berada di bawah “limit visibilitas” atau bahkan saat hilal sudah di bawah ufuk sering terjadi. Sudah bukan berita baru lagi bahwa Saudi kerap kali melakukan istbat terhadap laporan rukyat yang “kontroversi” karena kasus tersebut.
Kalender resmi Saudi yang dinamakan “Ummul Qura” yang telah berkali-kali mengganti kriterianya hanya diperuntukkan sebagai kalender untuk kepentingan non ibadah. Sementara untuk keperluan ibadah Saudi tetap menggunakan rukyat hilal bil fi’li dan bil syar’i sebagai dasar penetapannya. Namun penetapan ini sering hanya berdasarkan pada laporan rukyat dari seseorang saksi tanpa terlebih dahulu melakukan klarifikasi dan konfirmasi terhadap kebenaran laporan tersebut apalagi melakukan uji kompetensi terhadap saksi. Perhitungan astronomis (hisab) yang telah terbukti akurasinya tidak dimanfaatkan sebagai kontrol terhadap kebenaran laporan saksi.
Kalender Ummul Qura’ :
Kalender ini digunakan Saudi bagi kepentingan publik non ibadah. Kriteria yang digunakan adalah “Telah terjadi ijtimak dan bulan terbenam setelah matahari terbenam di Makkah” maka sore itu dinyatakan sebagai awal bulan baru.
Kriteria Rukyatul Hilal Saudi :
Rukyatul hilal digunakan Saudi khusus untuk penentuan bulan awal Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah. Kaidahnya sederhana “Jika ada laporan rukyat dari seorang atau lebih pengamat/saksi yang dianggap jujur dan bersedia disumpah maka sudah cukup sebagai dasar untuk menentukan awal bulan tanpa perlu perlu dilakukan uji sains terhadap kebenaran laporan tersebut”.

Kriteria Awal Bulan Negara Lain
Seperti kita ketahui secara resmi Indonesia bersama Malaysia, Brunei dan Singapura lewat pertemuan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) telah menyepakati sebuah kriteria bagi penetapan awal bulan Komariyahnya yang dikenal dengan “Kriteria Imkanurrukyat MABIMS” yaitu umur bulan 8 jam, tinggi bulan 2 derajat dan elongasi > 3.
Menurut catatan Moonsighting Committee Worldwide ternyata penetapan awal bulan ini berbeda-beda di tiap-tiap negara. Ada yang masih teguh mempertahankan rukyat bil fi’li ada pula yang mulai beralih menggunakan hisab atau kalkulasi. Berikut ini beberapa gambaran penetapan awal bulan Komariyah yang resmi digunakan di beberapa Negara:
1. Rukyatul Hilal berdasarkan kesaksian Perukyat/Qadi serta pengkajian ulang terhadap hasil rukyat. Antara lain masih diakukan oleh negara : Banglades, India, Pakistan, Oman, Maroko dan Trinidad.
2. Hisab dengan kriteria bulan terbenam setelah Matahari dengan? diawali ijtimak terlebih dahulu (moonset after sunset). Kriteria ini digunakan oleh? Saudi Arabia pada kalender Ummul Qura namun khusus untuk Ramadhan, Syawwal dan Zulhijjah menggunakan pedoman rukyat.
3. Mengikuti Saudi Arabia misalnya negara : Qatar, Kuwait, Emirat Arab, Bahrain, Yaman dan Turki, Iraq, Yordania,Palestina, Libanon dan Sudan.
4. Hisab bulan terbenam minimal 5 menit setelah matahari terbenam dan terjadi setelah ijtimak? digunakan oleh Mesir.
5. Menunggu berita dari negeri tetangga –> diadopsi oleh Selandia Baru? mengikuti? Australia dan Suriname mengikuti negara Guyana.
6. Mengikuti negara Muslim yang pertama kali berhasil rukyat? –> Kepulauan Karibia
7. Hisab dengan kriteria umur bulan, ketinggian bulan atau selisih waktu terbenamnya bulan dan matahari –> diadopsi oleh Algeria, Tuki dan Tunisia.
8. Ijtimak Qablal Fajr atau terjadinya ijtimak sebelum fajar? diadopsi oleh Negara Libya.
9. Ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam di Makkah dan bulan terbenam sesudah matahari terbenam di Makkah –> diadopsi oleh komunitas muslim di Amerika Utara dan Eropa
10. Nigeria dan beberapa negara lain tidak tetap menggunakan satu kriteria dan berganti dari tahun ke tahun
11. Menggunakan Rukyat : Namibia, Angola, Zimbabwe, Zambia, Mozambique, Botswana, Swaziland dan? Lesotho.
12. Jamaah Ahmadiyah, Bohra, Ismailiyah serta beberapa jamaah lainnya masih menggunakan hisab urfi.
Secara garis besar, pendapat-pendapat itu mengarah kepada dua Metode, yaitu Metode Ru`yah al-Hilal dan Metode Hisab. Adapun kalau ada tambahan pendapat lain, maka itu adalah derivasi dari kedua Metode itu, seperti Metode Perpaduan antara Metode Ru`yah al-Hilal dan Metode Hisab.

C. Metode Yang Digunakan
1. METODE RU`YAH AL-HILAL
a. Definisi
Ru`yah al-Hilal adalah melihat bulan sabit setelah ijtima’ dan setelah wujud di atas ufuk. Ijtima’ atau konjungsi adalah saat bulan dan matahari memiliki bujur ekliptika yang sama. Ekliptika adalah sistem koordinat langit untuk menggambarkan posisi matahari, bulan, dan planet-planet dekat. Peristiwa ijtima’ terjadi serentak sekali setiap satu periode bulan mengelilingi bumi (sinodis). Dengan demikian pada saat ijtima’, ada wilayah di muka bumi yang sedang pagi, siang, sore atau malam hari. (Muslim, Shohih Muslim, 2: 762)
Sedangkan hilal hanya bisa dilihat di sore hari, bila tingginya sudah cukup, sehingga pada saat matahari terbenam, bulan masih di atas ufuk (Barat), sehingga ada bagiannya yang memantulkan cahaya matahari ke bumi, sebelum akhirnya bulan terbenam menyusul matahari. Inilah bulan sabit yang ditunggu-tunggu.
Metode ini menekankan pada penglihatan langsung (baik dengan mata telanjang ataupun dengan bantuan suatu alat) untuk menentukan awal Bulan Romadhon (dan awal bulan-bulan qomariyah lainnya). Teknisnya, pada tanggal 29 akhir (menjelang masuk malam 30) dilakukan ru`yah al-Hilal. Jika hilal terlihat maka malam itu sudah masuk tanggal 1 bulan berikutnya. Jika tidak terlihat, baik karena tertutup sesuatu ataupun tidak, maka jumlah hari dalam bulan itu digenapkan menjadi 30 hari.
b .Landasan
Metode ini dilandaskan pada hadits Nabi saw: “Satu bulan itu 29 malam, Janganlah Kalian Puasa sampai Kalian melihat bulan sabit (tanggal 1 Romadhon) dan jangan (pula) kalian berbuka (merayakan Idul Fithri) sampai melihatnya (tanggal 1 Syawal), kecuali jikalau terhalang bulan sabit itu (karena Mendung) bagi kalian. Jika terhalang (bulan sabit itu) dari kalian, maka tentukanlah (perkiraan) bagi bulan sabit itu!”. Dan tambahan hadits yang lain, “maka genapkanlah Sya’ban itu menjadi 30 hari”.
c. ‘Ulama` pendukung
Metode ini adalah metode yang dipegang oleh jumhur ‘Ulama` kecuali ‘Ulama` Madzhab Syafi’i. Khusus Ulama’ pengikut Madzhab Hanbali, mereka sepakat menggunakan Metode ini dengan syarat cuaca tidak mendung dan tidak ada awan. Jika mendung maka mereka lebih mengutamakan metode memperkirakan (Hisab).
d. Permasalahan Seputar Ru`Yah Al-Hilal
Dalam Ru`yah al-Hilal, tidak perlu setiap orang Islam harus melihat sendiri hilalnya, melainkan cukup perwakilan dari sebagian orang Islam adil yang dikuatkan dengan sumpah bahwa dia benar dan tidak bedusta. Dalam hal ini, Ulama berbeda pendapat, berapa minimal yang melihat hilal itu. Jumhur ‘Ulama` berpendapat cukup 1 orang Islam yang adil dan yang lain berpendapat minimal 2 orang Islam yang adil.
Menurut pendapat Jumhur, kesaksian ru’yah hilal Ramadhan dapat diterima dari seorang saksi Muslim yang adil. Ketetapan itu didasarkan oleh beberapa Hadits Nabi saw. Dari Ibnu Umar ra:
تَرَاءَى النَّاسُ الْهِلَالَ فَأَخْبَرْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنِّي رَأَيْتُهُ فَصَامَهُ وَأَمَرَ النَّاسَ بِصِيَامِهِ
Orang-orang melihat hilal, kemudian saya sampaikan Rasulullah saw, “Sesungguhnya saya melihatnya (hilal). Kemudian beliau berpuasa dan memrintahkan orang-orang untuk berpuasa (HR Abu Dawud no. 1995; al-Darimi no, 1744; dan al-Daruquthni no. 2170).
Dalam Hadits ini, Rasulullah saw berpuasa dan memerintahkan umat Islam untuk berpuasa berdasarkan kesaksian Ibnu Umar ra. Itu artinya, kesaksian seorang Muslim dalam ru’yah hilah dapat diterima.
Dari Ibnu Abbas bahwa:

جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنِّي رَأَيْتُ الْهِلَالَ قَالَ أَتَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَتَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ قَالَ نَعَمْ قَالَ يَا بِلَالُ أَذِّنْ فِي النَّاسِ أَنْ يَصُومُوا غَدًا
Telah datang seorang Arab Badui kepada Nabi Muhammad saw kemudian berkata, “Sungguh saya telah melihat hilal¤. Rasulullah bertanya, “Apakah anda bersaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah Rasulullah?” Orang tersebut menjawab, “Ya”. Lalu Rasulullah bersabda, “Wahai Bilal, umumkan kepada manusia (khalayak) agar mereka berpuasa besok.” (HR Imam yang lima, disahihkan oleh Khuzaimah & Ibnu Hiban).
Dalam Hadits tersebut dikisahkan, Rasulullah saw tidak langsung menerima kesaksian seseorang tentang ru’yah. Beliau baru mau menerima kesaksian ru’yah orang itu setelah diketahui bahwa dia adalah seorang Muslim. Andaikan status Muslim tidak menjadi syarat diterimanya kesaksian ru’yah Ramadhan, maka Rasulullah saw tidak perlu melontarkan pertanyaan yang mempertanyakan keislamannya.
Kemudian pendapat lain berpendapat bahwa masuknya bulan Ramadhan dapat ditetapkan berdasarkan ru’yah (penyaksian) hilal oleh sedikitnya 1 atau 2 orang, yang baligh, berakal dan ‘adil (yakni yang dapat dipercaya), atau jika hilal tidak terlihat, maka dengan menyempurnakan bulan Sya’ban menjadi 30 hari.
Adapun Pendapat yang kuat adalah cukup 1 orang Islam yang adil untuk mengetahui awal Romadhon dan minimal 2 Orang Islam yang adil untuk mengetahui awal Syawal.
Permasalahan lain yang berkenaan dengan Metode Ru`yah al-Hilal ini adalah apakah ru`yah al-Hilal itu berlaku untuk seluruh Umat Islam di seluruh Negara (ru`yah global) ataukah masing-masing Negara (bahkan masing-masing daerah) harus memiliki ru`yah al-Hilalnya sendiri (ru`yah lokal). Jika pendapat pertama yang digunakan, maka setiap ada suatu negara yang mengumumkan sudah terlihat hilal di salah satu daerahnya, maka wajib bagi seluruh Umat Islam dimanapun berada untuk berpuasa atas dasar berita tersebut. Adapun jika pendapat kedua yang digunakan, maka Ru`yah al-Hilal yang terjadi di suatu Negara atau daerah, tidak berlaku bagi Negara atau daerah lain.Sebagai contoh di Malaysia sudah terlihat hilal pada tanggal 29 Sya’ban akhir sedangkan di Indonesia tidak terlihat. Jika menggunakan pendapat pertama, besok adalah tanggal 1 Romadhan bagi Malaysia dan bagi Indonesia. Akan tetapi jika menggunakan pendapat kedua, besok adalah tanggal 1 Romadhon bagi Malaysia dan tanggal 30 Sya’ban bagi Indonesia.Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad dan Sebagian besar ‘Ulama dari madzhab Maliki dan Qurthuby cenderung menyetujui pendapat pertama.
Sedangkan sebagian kecil ‘ulama` Maliki yang lain sepakat dengan pendapat yang kedua, kecuali jika Khalifah (pemimpin tertinggi Umat Islam) pada saat itu mengumumkan sudah masuknya tangal 1, maka semua orang Islam wajib mengikutinya
‘Ulama` dari madzhab Syafi’i dan Ibnu al-Majisyun sepakat dengan pendapat yang kedua. Akan tetapi, berapa jarak yang sesungguhnya bagi luas suatu daerah itu terdapat perbedaan. ‘Ulama` Iraq, al-Shoidalani dan al-Nawawi berpendapat bahwa selama suatu daerah itu masih berada dalam satu mathla’ maka masih terhitung satu daerah. Sedangkan Imam Syafi’i, al-Baghowi dan al-Rofi’I berpendapat sejauh batasan qoshor sholat. Pendapat yang lain adalah sejauh satu iqlim dan sebagainya.
2. METODE HISAB
a. Definisi
Secara bahasa, istilah Hisab berasal dari bahasa Arab “hasaba” yang memiliki arti menghitung, memperkirakan atau juga membilang. Istilah hisab tersebut erat kaitannya dengan teknis kerja secara teoritis dan praktis yang ditunjang oleh adanya pembuktian tertentu sehingga mendapatkan hasil akhir yang tepat.
Dimasa lalu, hisab boleh jadi hanya berkisar hitung-hitungan diatas kertas semata sebab memang sarana untuk menjangkau penentuan posisi bulan, matahari dan benda langit lainnya dengan tingkat ketelitian atau akurasi hasil perhitungan yang dihasilkan belum memadai. Kemajuan peradaban dimasa hidup kita sekarang seyogyanya sudah mengantarkan pada satu kaidah mutlak, dimana apa-apa yang bisa dimanfaatkan guna mencapai tujuan pewahyuan al-Qur’an ditengah masyarakat menyangkut kemaslahatan tidak dapat lagi ditolak dengan dasar argumentasi klasik bila perbuatan itu belum pernah dilakukan oleh Nabi Saw. Proses hisab cenderung tidak akan terhalang oleh adanya perubahan cuaca yang fluktuatif yang dapat membatasi pandangan mata saat pengamatan. Fakta dilapangan menunjukkan bila metode hisab ini digunakan banyak orang dalam kegiatan sehari-harinya sehubungan penentuan waktu shalat maupun waktu sahur dan berbuka puasa.Dalam konteks perbincangan hisab kedalam ilmu Astronomi atau perbintangan modern maka proses kerja hisab dimasa kita sekarang ini sering dan tidak dapat dihindarkan untuk berkorelasi dengan teknologi canggih, seperti keterlibatan satelit ruang angkasa dengan berbagai pencitraannya maupun visualisasi dalam bentuk aplikasi komputer yang sudah diprogram sedemikian rupa berdasar kondisi dan pengamatan langsung oleh satelit tadi.
b. Landasan
Metode Hisab didasarkan pada Hadits Nabi (هَل اوُرُدْقاَف) yang artinya maka buatlah perkiraan (perhitungan) untuk hilal itu.
Pertama, penganut hisab membangun argumentasi mereka dengan keumuman ayat-ayat al-qur’an. Allah swt berfirman:
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak[669]. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (QS Yunus : 5) Maksudnya: Allah menjadikan semua yang disebutkan itu bukanlah dengan percuma, melainkan dengan penuh hikmah.
hadits riwayat imam muslim: “sesungguhnya bulan itu ada 29 hari, maka janganlah kalian berpuasa hingga melihatnya. Apabila mendung menutupi kalian, maka perkirakanlah.” [HR. Muslim].
Mereka menyatakan bahwa “perkirakanlah” disini artinya hitunglah, yakni bolehnya menetapkan awal ramadhan dengan hisab. Pendapat ini pun juga lemah. Sebab, untuk menafsirkan kata “perkirakanlah”, maka kita harus melihat konteks hadits tersebut secara utuh, dan membandingkan dengan nash-nash hadits lainnya. Jika kita perhatikan nash-nash hadits lain dapat disimpulkan bahwa faqdurûlahu (perkirakan), artinya adalah “sempurnakanlah bilangan bulannya”.
Penganut hisab juga menyatakan bahwa kata liru’yatihi (melihatnya), tidak melulu bermakna melihat dengan mata telanjang. Namun kata ra’a, dapat diartikan berpikir. Oleh karena itu, mereka menyatakan bahwa riwayat-riwayat yang mencantumkan lafadz ra’a, bisa diartikan dengan memikirkan, atau bisa diartikan bolehnya menetapkan awal ramadhan dengan hisab.
c. ‘Ulama pendukung
Metode ini didukung oleh abu al-‘Abbas Bin Syuraij, Muthorrif Bin Abdillah dan Ulama dari Madzhab Syafi’i.
d. Permasalahan Seputar Metode Hisab
Sebagai konskuensi dari penggunaan rumus-rumus yang terdapat dalam Ilmu Astronomi, secara otomatis metode ini tidak mengenal adanya waktu global (seperti Ru’yah Global). Akan tetapi setiap daerah harus menghitung (menghisab) sendiri berdasarkan mathla’ dan letak geografisnya masing-masing.Disamping itu, berbeda denga ru`yah al-Hilal yang dapat dilakukan oleh siapapun, Metode Hisab hanya dapat dilakukan oleh orang yang benar-benar menguasai ilmu astronomi. Setidak-tidaknya oleh orang yang menguasai rumus-rumus yang berkenaan dengan penentuan awal bulan dan ditunjang oleh alat-alat teknologi yang memadai. Oleh karena itu Ibnu Hajar menukil pernyataan Ibnu Suraij bahwa Metode Hisab adalah untuk orang-orang yang dikaruniai oleh Allah swt. Dengan ilmu tersebut. Sedangkan menggenapkan jumlah bulan menjadi 30 hari adalah bagi orang-orang awam.
3. METODE PERPADUAN
a. Definisi
Metode perpaduan maksudnya adalah metode yang memadukan antara Metode Ru`yah al-Hilal dengan Hisab. Cara kerja metode ini dikelompokkan menjadi 2.a.Ru`yah-HisabPertama-tama dilakukan hisab untuk menemukan perkiraan awal bulan baru. Setelah selasai, maka pada tanggal 29 akhir (menjelang Maghrib) dilakukan ru`yah. Jika hilal terlihat, maka yang digunakan adalah hasil ru`yah tersebut. Jika hilal tidak terlihat, baik langit dalam keadaan cerah maupun dalam keadaan berawan, hujan ataupun tertutup, maka hasil hisab yang digunakanb.Ru`yah-Pembulatan 30 Hari-HisabPertama-tama dilakukan hisab untuk menemukan perkiraan awal bulan baru. Setelah selasai, maka pada tanggal 29 akhir (menjelang Maghrib) dilakukan ru`yah. Jika hilal terlihat, maka yang digunakan adalah hasil ru`yah tersebut. Jika hilal tidak terlihat padahal langit dalam keadaan cerah dan tidak ada awan, maka jumlah bulan digenapkan menjadi 30 hari. Jika hilal tidak terlihat, sedangkan langit dalam keadaan berawan atau hujan, maka hasil hisab yang digunakan.
b. Landasan
Metode perpaduan ini juga dilandaskan kepada hadits yang sama akan tetapi dengan pemahaman yang sedikit berbeda, yaitu:
“Janganlah Kalian Puasa sampai Kalian melihat bulan sabit (tanggal 1 Romadhon) dan jangan (pula) kalian berbuka (merayakan Idul Fithri) sampai melihatnya (tanggal 1 Syawal). Jika terhalang bulan sabit itu (karena Mendung) bagi kalian maka tentukanlah (perkiraan) baginya!”
Setelah mengkaji secara seksama semua keterangan-keterangan tersebut, penulis berkeyakinan bahwa hal-hal berikut ini adalah yang lebih benar, yaitu.1.Hasil ru`yah al-hilal (bukan pembulatan 30 hari) lebih kuat untuk dijadikan pegangan dibandingkan dengan hasil hisab. Sebagai contoh, jika pada tanggal 29 akhir sya’ban sudah ada yang menyaksikan hilal yang berarti sudah masuk tanggal 1, sedangkan hisab pada waktu itu menyimpulkan besok belum tanggal 1, maka yang lebih kuat adalah hasil ru`yah. Alasannya, karena dalil-dalil yang ada menunjukkan bahwa pada asalnya yang dijadikan patokan untuk memulai dan mengkahiri puasa itu adalah disaksikannya hilal.
Untuk menghindari kecerobohan, maka Ru`yah al-Hilal baik untuk menentukan awal Ramadhan ataupun awal Syawal harus dilakukan minimal oleh dua orang. Alasanya, perkara menentukan awal dan akhir Ramadhan adalah perkara yang sangat urgen, karena menyangkut peribadatan Umat Islam. Urgensinya sama atau bahkan lebih dibandingkan dengan persaksian muamalah. Sedangkan persaksian muamalah sendiri membutuhkan minimal 2 orang saksi, aka ru`yah al-Hilal jauh lebih berhak mendapatkan syarat minimal 2 orang yang melihat.
Sedangkan Metode yang paling kuat dan mendekati kebenaran adalah Metode Perpaduan Ru`yah al-Hilal-pembulatan 30 hari-Hisab. Alasannya, cara berfikir ini lebih mendekati tatacara yang diajarkan Rasulullah saw. dalam hadit-hadits yang tersebut di atas. Apalagi alat dan teknologi untuk ru`yah al-Hilal pun sekarang sudah semakin canggih. Penulis yakin, jika Hisab yang dilakukan benar dan ru`yah pun demikian, pasti ada titik temu, karena objeknya adalah sama.
Hasil akhir dari penentuan awal bulan, tidak berlaku secara global, melainkan berlaku secara lokal. Sedangkan batasan lokal itu adalah sejauh masih satu mathla`(tempay lahirnya bulan) dengan radius 24 farsakh (sekitar 120 km). Alasannya, Puasa Ramadhan adalah ibadah yang sangat terkait dengan gejala alam (peradaran bulan sebagai patokan jumlah Romadhon dan peredaran matahari sebagai patokan waktu berpuasa disiang hari), oleh karena itu harus dikembalikan dan disandarkan pula kepada realitas alam yang ditempati umat Islam.









BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
Dari uraian pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Syari’at Puasa Ramadhan dan Id al-Fitri telah menjadikan Umat Islam, khususnya ‘Ulama` Islam serius dalam mengkaji metode-metode penentuan awal bulan qomariyah. Sebagaimana halnya syari’at sholat lima waktu juga telah memotivasi mereka untuk mempelajari rumus-rumus yang berkenaan dengan jadwal sholat yang tepat. Metode-metode yang ada untuk menentukan awal bulan, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga. Pertama, Metode Ru`yah al-Hilal. Kedua, Metode Hisab. Ketiga, Metode Perpaduan Ru`yah al-Hilal dan Hisab. Metode yang disebutkan terakhir itu masih dibagi lagi menjadi dua, yaitu: Metode Ru`yah-Hisab dan Metode Ru`yah-Pembulatan 30 Hari-Hisab. Dari sekian metode yang ada, yang paling mendekati kebenaran menurut analisa penulis adalah metode perpaduan, khususnya Metode Ru`yah-Pembulatan 30 Hari-Hisab.
Adapun Ilmu hisab dapat dimanfaatkan, misalnya untuk meramalkan waktu yang tepat untuk melakukan ru’yat. Akan tetapi, hisab tidak dapat menggantikan posisi ru’yat secara mutlak, dalam arti menggunakan hisab sebagai satu-satunya cara penetapan awal-akhir Ramadhan dan meninggalkan ru’yat sama sekali. Sebab syara’ telah menetapkan –berdasarkan nash-nash yang shahih- bahwa penetapan awal-akhir Ramadhan dengan ru’yat adalah WAJIB, sementara mempergunakan hisab hukumnya MUBAH. Jadi posisi Hisab Astronomi adalah membantu untuk menentukan tempat-tempat yang strategis dalam melakukan ru’yatul hilal.








DAFTAR PUSTAKA

http://liberationyouth.com/index.php?option=com_content&view=article&id=501:-beberapa-metode-penetapan-awal-a-akhir-ramadhan-dan-syawal&catid=16:artikel&Itemid=3, 27 0KTOBER 2009


Fahmi Amhar, “Aspek Syar’i dan Iptek Dalam Penentuan Awal Dan Akhir Ramadhan”, dalam http://muslimabipraya.wordpress.com/2008/08/19/aspek-syari-dan-iptek-dalam-penentuan-awal-dan-akhir-ramadhan, 27 Oktober 2009

Muhammad Bagiir Al Habsyi, Fiqih Praktis I, (Bandung, PT. Mizan Pustaka: 2005)

Armansyah, “Kontroversi Hisab dan Rukyat”, dalam http://arsiparmansyah.wordpress.com/2008/07/28/kontroversi-hisab-dan-rukyat-kapan-ramadhan-
dan-lebaran- 27 Oktober 2009

http://www.scribd.com/doc/8427634/Berbagai-Pendapat-Dalam-Menentukan-Awal-Dan-Akhir-Romadhon 27 Oktober 2009

makala masa remaja

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa remaja, menurut Stanley Hall, seorang bapak pelopor psikologi perkembangan remaja (dalam Santrock,1999), dianggap sebagai masa topan badai dan stress (strom and stress), karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk nasib diri sendiri.
Anak-anak yang berusia 12 atau 13 tahun sampai dengan 19 tahun sedang berada dalam pertumbuhan yang mengalami masa remaja. Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya. Terjadinya perubahan kejiwaan menimbulkan kebingungan di kalangan remaja sehingga masa ini disebut oleh orang Barat sebagai perode strum und drong. Sebabnya karena mereka mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di kalangan masyarakat.
Ada pula ahli psikologi yang menganggap masa remaja sebagai peralihan dari masa anak ke masa dewasa, yaitu saat-saat ketika anak tidak mau lagi diperlakukan sebagai anak-anak, tetapi dilihata dari pertumbuhan fisiknya ia belum dapat dikatakan orang dewasa. Saat anak mengalami masa remajanya tidak sama waktunya di tiap-tiap negara. Waktunya berbeda-beda menurut norma kedewasaan yang berlaku setempat.
Kemudian dengan adanya keadaan yang menimbulkan kesimpangsiuran terhadap nilai-nilai moral, etika, dan sosial yang tidak menentu membuat kaum remaja bertambah bimbang, ragu-ragu, dan bingung sehingga mereka bertanya-tanya dalam hatinya, mana yang sebenarnya harus dipilih dan dipedomaninya. Jadi, kalau terarah dengan baik, maka ia akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggung jawab, tetapi kalau tidak terbimbing, maka bisa menjadi seorang yang tak memilik masa depan dengan baik.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang masa remaja, maka penulis akan memaparkan dalam makalah ini yang membahas tentang perkembangan masa remaja dan permasalahan serta upaya pemecahannya.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa permasalah, yaitu sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud masa remaja?
2. Bagaimana masa perkembangan remaja?
3. Apa faktor yang melatar belakangi kenakalan remaja ?
4. Apa akibat yang ditimbulkan dari kenakalan remaja tersebut ?
5. Bagaimana upaya pemecahannnya ?



















BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Remaja
Istilah asing yang sering digunakan untuk menunjukkan masa remaja, menurut Yulia S.D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa antara lain : a. puberteit, puberty dan b. adolescentia. Istilah puberity berasal dari istilah latin, pubertas yang berarti kelaki-lakian, kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda kelaki-lakian. Sedangkan Adolescentia juga berasal dari istilah latin, yang berarti masa muda yang terjadi antara 17 – 30 tahun. Sehingga disimpulkan bahwa proses perkembangan psikis remaja dimulai antara 12 – 22 tahun.
Jadi, remaja (adolescence) adalah masa transisi/peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikologi. Secara kronologis yang tergolong remaja ini berkisar antara 12/13 – 21 tahun. Untuk menjadi orang dewasa, mengutip pendapat Erikson, maka remaja akan melalui masa krisis di mana remaja berusaha untuk mencari identitas diri.
Penggolongan remaja menurut Thonburg, terbagi 3 tahap, yaitu :
1. Remaja awal/pueral/Pra Pubertas (usia 13 – 14 tahun)
2. Remaja tengah/Pubertas (usia 15 – 17 tahun )
3. Remaja Akhir/Adoleson (usia 18 – 21 tahun).
Masa remaja awal, umumnya individu telah memasuki pendidikan di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), sedangkan masa remaja tengah, individu sudah duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA). Kemudian mereka yang tergolong remaja akhir, umumnya sudah memasuki dunia Perguruan Tinggi atau lulus SMU dan mungkin sudah bekerja.



B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja
Secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan individu (bersifat dichotomy), yakni endogen dan exogen.
1. Faktor endogen (nature), bahwa perubahan-perubahan fisik maupun psikis dipengaruhi oleh faktor internal yang bersifat herediter yaitu yang diturunkan oleh orang tuanya, misalnya : postur tubuh (tinggi badan), bakat-minat, kecerdasan, kepribadian, dan sebagainya.
2. Faktor exogen (nurture), bahwa perubahan dan perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri, diantaranya berupa lingkungan fisik maupun sosial. Lingkungan fisik berupa tersedianya fasilitasnya sarana dan fasilitas, letak geografis, cuaca, iklim, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial berupa lingkungan dimana seorang mengadakan relasi/interaksi dengan individu atau sekelompok individu lainnya, seperti : keluarga, tetangga, teman, lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, dan sebagainya.

C. Ciri-Ciri Remaja
Ada beberapa ciri yang harus diketahui, diantaranya ialah :
1. Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan fisik mengalami perubahan dengan cepat, lebih cepat dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa dewasa.
2. Perkembangan seksual
Seksual mengalami perkembangan yang kadang-kadang menimbulkan masalah dan menjadi penyebab timbulnya perkelahian, bunuh diri, dan sebagainya. Tanda-tanda perkembangan seksual pada anak laki-laki di antaranya : alat produksi spermanya mulai berprodiksi, ia mengalami masa mimpi yang pertama, yang tanpa sadar mengeluarkan sperma. Sedangkan pada anak perempuan bila rahimnya sudah bisa dibuahi karena ia sudah mendapatkan menstruasi (datang bulan) yang pertama.

3. Cara berpikir kausatif
Yaitu menyangkut hubungan sebab dan akibat. Remaja telah berfikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua, guru, lingkungan, masih menganggapnya sebagai anak kecil.
4. Emosi yang meluap-meluap
Keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungannya dengan keadaan hormone. Suatu saat ia bisa sedih sekali, di lain waktu ia bisa marah sekali, bahkan sedang senang-sengannya mereka mudah lupa diri. Sehingga emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri mereka daripada pikiran yang realistis.
5. Mulai tertarik kepada lawan jenis
Secara biologis manusia terbagi atas dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Dalam kehidupan social remaja, mereka mulai tertarik pada lawan jenisnya dan mulai berpacaran.
6. Menarik perhatian lingkungan
Pada masa ini remaja mulai mencari perhatian dari lingkungannya, berusaha mendapatkan status dan peranan seperti kegiatan remaja di kampung-kampung yang diberi peranan. Misalnya mengumpulkan dana atau sumbangan kampong, pasti ia akan melaksanakannya dengan baik. Bila ia tidak diberi peranan, ia akan melakukan perbuatan yang menarik perhatian masyarakat, bila perlu melakukan perkelahian atau kenakalan lainnya.
7. Terikat dengan kelompok
Remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik jepada kelompok sebayanya sehingga tidak jarang orang tua dinomorduakan sedangkan kelompoknya dinomorsatukan. Karena mereka merasa tidak dimengerti orang tuanya, dan lebih kepada sekelompok sebayanya yang lebih mengerti ia apalagi dalam pengalaman yang sama.




C. Masa Perkembangan Remaja
Pada masa remaja dibedakan dengan tiga fase, yaitu :
1. Masa Pueral/Pra Pubertas
Dalam psikologi, kata puer artinya anak besar. Masa pueral merupakan bagian akhir dari masa anak sekolah. Puer adalah anak yang tidak suka lagi diperlakukan sebagai anak, tetapi ia belum termasuk golongan orang dewasa.
Adapun cici-ciri masa pueral adalah sebagai berikut :
a. Perkembangan jasmani
Tidak banyak yang kita ketahui tentang perkembangan jasmani ini karena masa pueral dialami dalam tempo yang singkat saja. Anak laki-laki merasa badannya bertambah kuat dari keadaan masa-masa lalunya. Hal ini ditandai dengan berani, senang beramai-ramai, suka mengganggu orang lain, menimbulkan perselisihan dan perkelahian. Sedangkan pada perempuan tidak begitu jelas, hanya terlihat mereka suka tertawa dan gembira sekali.
b. Perkembangan psikis
Perkembangan ini antara lain :
1) Pueral ingin diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya sendiri.
2) Mereka menganggap kekuasaan orang tua sebagai suatu hal yang sudah semestinya, asalkan orang tua bertindak bijaksana.
3) Guru yang baik sikapnya sangat ditaati karena pueral sudah kritis, tidak begitu saja menerima segala sesuatu.
Sebenarnya prapubertas masih termasuk ke dalam masa peralihan. Masa ini dialami anak perempuan lebih singkat daripada lamanya dialami anak laki-laki. Kedua jenis berangsur-angsur melepaskan diri dari ikatan orang tuanya untuk memungkinkan mereka dapat bertindak dan berpikir lebih bebas. Andaikan mereka tidak dapat melepaskan dirinya dari keterikatan itu dan merasa kemerdekaannya terancam, ada kemungkinan mereka akan berontak atau sekurang-kurangnya tidak mau menuruti perintah, tidak tunduk kepada peraturan.
Adapun ciri-ciri masa pra pubertas antara lain :
a. Masa negatif
Tibanya masa negatif ditandai dengan timbulnya perasaan tertegun dan berkurangnya aktivitas. Masa ini akan berakhir dengan pulihnya kembali aktivitas. Diantara sifat-sifat yang nampak adalah :
1) Kemampuan bekerja menurun
2) Kewajiban dan hobinya sering diabaikan
3) Merasa gelisah dan kurang senang terhadap lingkungannya
4) Mereka sombong selain masih memperlihatkan sifat-sifat kelemahannya.
b. Masa merindu puja
Merindu puja itu tidak ditujukan kepada manusia saja, juga kepada hal-hal yang abstrak yang sangat dikaguminya seperti keindahan alam, kebaikan, dan kecantikan. Jika kita gambarkan dengan kata-kata, merindu puja mengalami proses sebagai berikut :
- Seseorang dipuja karena bentuk, sifat-sifat lahir yang dimiliknya, dan sifat-sifat batinnya.
- Pujaan itu berdasarkan nilai kultur yang didukung oleh individu itu sendiri, misalnya : seorang pemimpin, tokoh, actor, dan sebagainya.
2. Masa Pubertas
Masa pubertas disebut sebagai masa bangkitnya kepribadian ketika minatnya lebih ditujukan kepada perkembangan pribadi sendiri. Pribadi itulah yang menjadi pusat pikirannya. Ada beberapa sifat yang menonjol pada masa ini, yang tidak sama kuatnya pada semua remaja. Diantara sifat-sifat itu adalah:
a. Pendapat lama ditinggalkan, mereka ingin menyusun pendirian yang baru.
b. Keseimbangan jiwanya tergangu, mereka suka menentang tradisi, mengira mereka sanggup menentukan pendapatnya tentang segala masalah kehidupan.
c. Suka menyembunyikan hatinya, karean sukar diselami jiwanya baik perbuatan maupun tindakannya.
d. Masa bangunnya perasaan kemasyarakatan, karena dorongan bersatu dengan teman sebaya semakin bertambah kuat, tetapi sikapnya masih menentang kewibawaan orang dewasa.
e. Perbedaan sikap pemuda dengan sikap gadis, khususnya dalam perbedaan kelamin. Seorang pemuda mempunyai keinginan seksual yang timbul dengan sendirinya, dan dialaminya lebih kuat daripada yang dirasakan seorang gadis.
3. Masa Adolesen
Masa ini tidak begitu menarik perhatian para ahli karena perubahan-perubahan yang masih terjadi tidak begitu hebat jika dibandingkan dengan perubahan yang dialami pada masa pubertas. Perubahan yang terjadi sangat bervariasi, lebih menonjolkan perbedaan perseorangan sehingga sukar mencari sifat-sifat umum.
Masa adolesen berada diantara usia 17 dan 20 tahun. Atau mengambil batas-batas permulaannya pada saat-saat remaja mengalami perkembangan jasmani yang sangat menonjol, sedangkan batas-batas akhir pada saat berakhirnya perkembangan jasmani.
a. Sifat adolesen
Beberapa diantara sifat-sifat adolesen, ialah :
1). Mulai nampak garis-garis perkembangan yang diikutinya di kemudian hari
2). Mulai jelas sikapnya terhadap nilai-nilai hidup
3). Jika pada masa pubertas mengalami keguncangan, dalam masa ini jiwanya mulai tampak tenang
4). Sekarang ia mulai menyadari bahwa mengecam itu memang mudah, tetapi ternyata melaksanakannya itu sukar
5). Ia menunjukkan perhatiannya kepada masalah kehidupan yang sebenarnya
6). Pada masa pubertasnya erotik dan seksualitas itu lepas atau terpisah satu dengan yang lainnya, sekarang erottik dan seksualitas dilebur menjadi Satu
7). Jika pada masa pubertasnya ideal-ideal itu terdapat pada orang-orang yang bergaul dengannya, sekarang ia menghargai nilai-nilai (estetis, etis, ekonomi, sosial) lepas dari orang-orang yang memiliki nilai-nilai hidup itu
b. Ciri Adolesen
Adapun ciri-ciri masa adolesen adalah sebagai berikut :
1) Gejala-gejala jasmaniah di kalangan adolesen, perkembangan adolesen disertai dengan kematangan seksual dan pertumbuhan jasmaniah.
2) Perbedaan sikap terhadap nilai-nilai kehidupan
3) Perbedaan sikap pemuda yang belum bekerja dengan yang telah bekerja.
4) Perkembangan seks, pengalaman seksual mencakup pengalaman yang secara khayal ditujukan kepada hubungan jasmani dengan orang yang dicenderunginya. Sehubungan dengan perkembangan erotik yang berwujud cinta yang pada dasarnya estetis. Jiwa mempersatukan diri dengan jiwa yang lain karena mengagumi kecantikan atau kegagahan tubuh yng lainnya.
5) Perkembangan religius (Ketuhanan Yang Maha Esa), Pada masa adolesen kepercayaan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dialami sendiri dengan sadar, misalnya waktu mengikuti upacara-upacara keagamaan yang membangkitkan suasana dan perasaan keagamaan itu.
6) Perkembangan etika, filsafat etika mengajarkan tentang apa yang baik dan buruk. Ukuran bagi sesuatu yang baik dan buruk adalahkata hati. Kata hati itu dipengaruhi faktor-faktor pembawaan, lingkungan, agama, dan usia.

c. Tugas Adolesen
Membicarakan perkembangan bayi tugas-tugas perkembangannya adalah mencapai keterampilan berjalan dan berbicara. Sedangkan masa kanak-kanak ialah bergaul dengan teman dari kedua jenis kelamin, misalnya pada kelompok bermain dan taman kanak-kanak. Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa remaja akhir (adolesen) ini ada beberapa tugas-tugas perkembangannya, antara lain :
1) Bergaul dengan teman sebaya dari kedua jenis kelamin
2) Mencapai peranan sosial sebagai pria dan wanita
3) Menerima keadaan fisik sendiri
4) Memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan
5) Meamilih pasangan dan mempersiapkan diri untuk hidup bekeluarga.
Jadi, dari uraian diatas, para ahli ilmu jiwa menyatakan bahwa bahwa ada perbedaan karakteristik di antara tiga fase pra puberta/puera, pubertas (awal) dan adolesen atau pubertas akhir antara lain ialah sebagai berikut :
- Pada masa pra pubertas (masa negative, verneinung, trotzalter kedua), anak sering merasakan bingung, cemas, takut, gelisah, gelap hati, bimbang, ragu, risau, sedih hati, rasa-rasa minder, trasa-rasa tidak mampu melaksanakan tugas-tugas, dan lainnya. Anak tidak tahu sebab mushabab dari macam-mcam perasaan yang menimbulkan kerisauan hati.
- Pada masa pubertas, anak muda menginginkan/mendambakan sesuatu dan mencari-cari sesuatu. Namun apa sebenarnya “sesuatu” yang diharapkan dan dicari itu, dia sendiri tidak tahu. Anak muda merasa sunyi di hati, dan merasa tidak bisa mengerti dan tiadk mengerti.
- Pada masda adolesen, anak muda mulai merasa mantap dan stabil. Dia mulai mengenal aku-nya, dan ingin hidup dengan itikad keberanian. Dia mulai memahami arah hidangan itikad keberanian. Dia mulai memahami arah hidupnya, dan menyadari tujuan hidupnya. Ia mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola hidup yang jelas.

D. Permasalahan Remaja
Masa remaja ini merupakan suatu masa yang sangat menarik perhatian para ahli. Mereka menemukan dirinya sendiri, meneliti sikap hidup yang lama dan mencoba-coba yang baru untuk menjadi pribadi yang dewasa.
Perkembangan manusia mulai dari masa bayi sampai lanjut usia tidak terlepas dari permasalahan. Termasuk pada masa remaja, banyak permasalahan yang dihadapi ketika melewati masa-masa ini. Dari berbagai permasalahan banyak para ahli lebih membahas tentang kenakalan remaja, karena masa remaja berada di antara masa anak-anak dan masa dewasa. Sehingga mereka masih memerlukan penyesuaian diri untuk dapat diterima semua pihak.
1. Kenakalan Remaja
Arus kemorosotan akhlak yang semakin melanda di kalangan sebagian pemuda-pemuda kita, yang lebih terkenal dengan sebutan kenakalan remaja. Dalam surat-surat kabar sering kali kita membaca berita tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius, minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia belasan tahun, meningkatnya kasus-kasus kehamilan dikalangan remaja putri dan lain sebagainya.
2. Faktor-faktor terjadinya kenakalan remaja
Ada bebrapa faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja adalah sebagai berikut bagai berikut :
a. Kurangnya perhatian dari orang tua serta kurangnya kasih sayang
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut memberikan nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baik-buruknya struktur keluarga dan masyarakat sekitar memberikan pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan kepribadian anak.
b. Minimnya pemahaman tentang keagamaan
Di dalam kehidupan berkeluarga kurangnya pembinaan agama juga menjadi salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja Dalam pembinaan moral, agama mempunyai peranan yang sangat penting karena nilai-nilai moral yang datangnya dari agama tetap tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat.
c. Pengaruh dari pada lingkungan sekitar, pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya.
Di dalam kehidupan bermasyarakat, remaja sering melakukan keonaran dan mengganggu ketentraman masyarakat karena terpengaruh dengan budaya barat, pergaulan dengan teman sebayanya yang mana sering mempengaruhi untuk mencoba. Sebagai mana kita ketahui bahwa para remaja sangat senag dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor negatifnya. Karena dianggap ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya.
3. Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja
Adapun akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja ada 3 antara lain :
a. Bagi diri remaja itu sendiri
Akibat dari kenakalan yang dia lakukan akan berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Kenakalan yang dilakukan yang dampaknya bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi mental maka pelaku kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental yang lembek, berfikirnya tidak stabil dan keperibadiannya akan terus menyimpang dari segi moral dan endingnya akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama tidak ada yang mengarahkan.

b. Bagi keluarga
Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Dan oleh para orang tuanya apabila anaknya berkelakuan menyimpang dari ajaran agama akan berakibat terjadi ketidakharmonisan didalam kekuarga, komunikasi antara orang tua dan anak akan terputus. Dan tentunya ini sangat tidak baik, Sehingga mengakibatkan anak remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras, mengkonsumsi narkoba dan narkotika. Dan menyebabkan keluarga merasa malu serta kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh remaja. Yang mana kesemuanya itu hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya saja terhadap apa yang terjadi dalam kehidupannya.
c. Bagi lingkungan masyarakat
Di dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya remaja sering bertemu orang dewasa atau para orang tua, baik itu ditempat ibadah ataupun ditempat lainnya, yang mana nantinya apapun yang dilakukan oleh orang dewasa ataupun orang tua itu akan menjadi panutan bagi kaum remaja. Dan apabila remaja sekali saja berbuat kesalahan dampaknya akan buruk bagi dirinya, dan keluarga. Sehingga masyarakat menganggap remajalah yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukkan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek Dan untuk merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan.
Kenakalan remaja dalam bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif baik bagi masyarakat umum maupun bagi diri remaja itu sendiri. Tindakan penanggulangan masalah kebakalan dapat di bagi dalam:



4. Upaya memecahkan masalah kenakalan remaja
a. Tindakan preventif
1) Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum, antara lain :
a) Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja
b) Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan manakah yang biasanya menjadi sebab timbulnya penyaluran dalam bentuk kenakalan.
c) Usaha pembinaan remaja :
- Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya
- Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etika.
- Menyediakan sarana-sarana dan meciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar.
- Usaha memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat di mana terjadi banyak kenakalan remaja.
Dengan usaha pembinaan yang terarah para remaja akan mengembangkan diri dengan baik sehingga keseimabangan diri akan dicapai dimana tercipta hubungan yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi. Pikiran yang sehat akan mengarahkan mereka ke perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.
2) Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus:
Dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan tingkahlaku para remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan para pendidik lainnya.
Sarana pendidikan lainya mengambil peranan penting dalam pembentukan pribadi yang wajar dengan mental yang sehat dan kuat. Misalnya kepramukaan, dan yang lainnya.
Usaha pendidik harus diarahkan terhadap remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan tingkahlaku remaja di rumah dan di sekolah.
Pemberian bimbingan terhadap remaja tersebut bertujuan menambah pengertian remaja mengenai:
- Pengenalan diri sendiri: menilai diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.
- Penyesuaiam diri: mengenal dan menerima tuntutan dan menyesuaikan diri dengan tuntutan tersebut.
- Orientasi diri: mengarahkan pribadi remaja ke arah pembatasan antara diri pribadi dan sikap sosial dengan penekanan pada penyadaran nilai-nilai sosial, moral dan etik.
Bimbingan yag dilakukan dengan dua pendekatan:
- Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada si remaja itui sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan si remaja dan membantu mengatasinya.
- Pendekatan melalui kelompok di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan atau kelompok kecil tersebut:
* Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.
* Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingklaku baik dan merangsang hubungan sosia; yang baik.
* Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif.
* Dengan melakukan permainan bersama dan bekerja dalam kelompok dipupuk solidaritas dan persekutuan dengan pembimbing.
a Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran.
- Di rumah, remaja harus menaati peraturan dan tata cara yang berlaku. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanan tata tertib harus dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur.
- Di sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal guru juga berhak bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas menyampaikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya. Pada umumnya tindakan represif diberikan diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan team guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara atau seterusnya tergabtung dari macam pelanggaran tata tertib sekolah yang digariskan.
- Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkahlaku si pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus, hal mana sering ditanggulangi oleh lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.
Dari pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja ini perlu ditekankan bahwa segala usaha harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat badani dan rohani, teguh dalam kepercayaan dan iman sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.























BAB III
PENUTUP

Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa masa remaja adalah masa transisi/peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikologi.
Masa remaja awal (pueral/pra pubertas), umumnya individu telah memasuki pendidikan di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), sedangkan masa remaja tengah (pubertas), individu sudah duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA). Kemudian mereka yang tergolong remaja akhir (adolesen), umumnya sudah memasuki dunia Perguruan Tinggi atau lulus SMU dan mungkin sudah bekerja.
Adapun faktor yang melatarbelakangi kenakalan remaja adalah Kurangnya perhatian dari orang tua serta kurangnya kasih sayang, Minimnya pemahaman tentang keagamaan, Pengaruh dari pada lingkungan sekitar, pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya.
Sedangkan upaya dalam memecahkan permasalahan kenakalan remaja adalah perlu ditekankan bahwa segala usaha harus ditujukan ke arah tercapainya kepribadian yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat badani dan rohani, teguh dalam kepercayaan dan iman sebagai anggota masyarakat, bangsa dan tanah air.











DAFTAR PUSTAKA


Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, (Ghalia Indonesia, Bogor: 2004

Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, Rineka Cipta, Jakarta: 2005

Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan, Rineka Cipta, Jakarta :1996

Sumardi Suryobroto, Psikologi Perkembangan, edisi IV, Rake Sarasin, Yogyakarta :1993

Dalam http://disiniakuada.multiplay.com : Menanggulangi masalah kenakalan remaja 2009 pada 8 januari 2010