Sabtu, 29 Januari 2011

Hubungan Metode Belajar Terhadap Perolehan Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Samarinda

Judul : Hubungan Metode Belajar Terhadap Perolehan Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Samarinda

A. Latar Belakang
Seorang mahasiswa pasti ingin memperoleh pendidikan yang terbaik, sesuai dengan biaya dan tenaga yang dikeluarkan. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa mengetahui pendidikan yang baik bukan merupakan hadiah yang dapat diperoleh begitu saja, melainkan harus dicapai dengan kerja keras. Kesadaran bahwa belajar merupakan kerja keras adalah kesadaran pribadi yang paling berharga.
Adapun belajar atau menuntut ilmu menurut ajaran islam merupakan kewajiban bagi setiap manusia, sebab dengan belajar akan bertambah wawasan atau ilmu pengetahuan. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Az-Zumar ayat 9 yang menyebutkan :

Artinya:
“Katakanlah :“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui ?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”.
Kemudian disebutkan pula dalam Hadits Rasulullah SAW bersabda :


Artinya:
“Menuntut ilmu adalah Fardhu (wajib) bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan”.
Dari kedua dalil diatas mempunyai makna bahwa seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan yang diperolehnya melalui proses belajar tentu lebih banyak memiliki wawasan dan pengalaman dalam dirinya dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan.
Belajar di Perguruan Tinggi adalah jauh berbeda dengan belajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, baik waktu, teknik, maupun tujuannya. Karena itu mahasiswa yang baru menginjak dunia Perguruan Tinggi perlu mengadakan adaptasi yang baik dengan situasi belajar, terutama untuk mengetahui teknik dan metode belajar yang baik. Dengan mengetahui cara belajar yang baik itu dapatlah memungkinkan efisiensi dan efektivitas waktu dan tenaga dalam belajar.
Banyak orang merasa bahwa belajar ini merupakan masalah sederhana, mereka berpendapat hasillah yang penting. Bila nilai ujian baik berarti kegiatan belajar yang telah dilakukan telah benar, tidak perlu dipersoalkan lagi. Memang pendapat seperti itu benar adanya. Suatu bidang pengetahuan akan mudah dipelajari oleh seorang mahasiswa, tetapi tidak bagi mahasiswa yang lainnya.
Aktivitas belajar bukan hanya ditentukan oleh bakat dan minat, tetapi juga oleh metode dan juga cara belajar yang baik.
Seorang mahasiswa dengan kapasitas intelektual yang pas-pasan dapat saja meraih keberhasilan dalam belajar dikarenakan memakai metode dan cara yang tepat dalam belajar sehingga memperoleh keberhasilan dalam belajar.
Kemajuan dalam studi bukan saja bergantung kepada kecerdasan dan kerajinan, tetapi juga kepada metode belajar yang baik. Sebagian mahasiswa memahami satu bidang studi dengan cepat dan senang, sedangkan yang lain lambat dan bersusah payah. Tetapi kecerdasan bukanlah satu faktor saja yang menentukan kemajuan seseorang.
Kecerdasan memang perlu untuk kemajuan dalam studi tetapi kebanyakan mahasiswa yang cerdas (kemampuan asli yang boleh diukur) gagal, karena mereka kurang usaha atau tidak tahu cara atau metode belajar yang efektif.
Cara belajar di Perguruan Tinggi seperti menunjukan sikap yang aktif dalam pembelajaran, misalnya sering bertanya, mau mencatat, memperhatikan penjelasan pengajar, respon terhadap pembelajaran dan membuat jadwal waktu perlu dipelajari dan dipraktekkan, tetapi kebanyakan mahasiswa tidak tahu hal ini. Kebanyakan mereka hanya tergantung kepada cara-cara belajar yang didapati di sekolah atau pun terus-terusan belajar dengan mencoba-coba. Para mahasiswa yang cerdas sekalipun jarang menemui cara belajara yang efektif. Mereka maju karena kecerdasan yang lebih, tetapi mereka akan lebih maju lagi bila mereka tahu metode belajar yang baik.
Sebaliknya pula, ada mahasiswa yang kurang cerdas tetapi tahu metode belajar yang baik dan mereka dapat mengalahkan mahasiswa yang cerdas. Ini menunjukkan bahwa yang lebih penting dari pada mempunyai otak yang cerdas, ialah tahu menggunakan otaknya dengan efekitif.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Metode Balajar terhadap Perolehan Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Samarinda.”

B. Rumusan Masalah dan Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut :
“Apakah ada hubungan yang signifikan antara metode belajar terhadap perolehan indeks prestasi mahasiswa program studi pendidikan agama islam STAIN Samarinda.”
Setelah penulis mengemukakan permasalahan tersebut diatas, maka berikut ini akan dikemukakan hipotesis sebagai jawaban sementara yang akan dibuktikan dalam orientasi pembahasan selanjutnya. Adapun hipotesisnya yaitu sebagai berikut : “Ada hubungan yang signifikan antara metode belajar terhadap perolehan indeks prestasi mahasiswa program studi pendidikan agama islam STAIN Samarinda”.



C. Batasan Masalah
Menghubungkan metode belajar mahasiswa dengan perolehan indeks prestasi mahasiswa program studi Pendidikan Agama Islam STAIN Samarinda.



D. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan kemungkinan terjadinya interpretasi yang kurang tepat, berikut ini penulis kemukakan kalimat yang penting dalam judul ini :
Metode Belajar adalah cara untuk memahami, menguasai, menyerap, mengingat informasi pengetahuan dan kecakapan secara baik dalam arti efektif dan efisien sehingga informasi pengetahuan dan kecakapan itu dapat dimanfaatkan untuk kemajuan hidup dan kerja. Metode belajar ini akan menghubungkan dengan tingkat perolehan prestasi mahasiswa program studi Pendidikan Agama Islam STAIN Samarinda.
Indeks Prestasi adalah nilai kredit rata-rata yang merupakan satuan nilai akhir yang menggambarkan mutu penyelesaian suatu program belajar atau hasil dari semester.
Jadi, definisi operasional dari judul penelitian ini adalah bagaimana hubungan metode belajar yang dilakukan mahasiswa dengan hasil perolehan indeks prestasi di STAIN Samarinda.

E. Alasan Memilih Judul
1. Permasalahan yang diteliti sesuai dengan latar belakang pendidikan penulis, yakni bidang pendidikan
2. Ketertarikan penulis terhadap hubungan metode belajar terhadap perolehan indeks prestasi mahasiswa program studi Pendidikan Agama Islam.

G. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui metode belajar yang digunakan oleh para mahasiswa program studi pendidikan agama islam STAIN Samarinda.
2. Untuk mengetahui perolehan Indeks Prestasi mahasiswa program studi pendidikan agama islam STAIN Samarinda.
3. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara metode belajar terhadap perolehan indeks prestasi mahasiswa program studi pendidikan agama islam STAIN Samarinda.

H. Kegunaan
Setelah dirumuskan tujuan penelitian seperti yang disebutkan di atas, kemudian akan dirumuskan kegunaan dari penelitian ini, yaitu :
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi penulis lain yang kemungkinan memiliki masalah yang sama dengan masalah penelitian ini.
2. Sebagai sumbangan khazanah ilmu pengetahuan di STAIN Samarinda
3. Sebagai deskripsi tentang hubungan metode belajar terhadap perolehan indeks prestasi mahasiswa program studi Pendidikan Agama Islam.

I. Landasan teori
1. Pengertian Belajar
Sebelum penulis membahas lebih mendalam mengenai hubungan metode belajar terhadap perolehan indeks prestasi, maka ada baiknya terlebih dahulu penulis jelaskan sekitar pengertian belajar.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku ataupun tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Banyak para ahli yang memberikan berbagai definisi tentang belajar. Maka berikut ini penulis kemukakan beberapa pendapat para ahli tentang definisi belajar, antara lain :
Menurut para Pedagog dan Psikolog berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses perubahan prilaku, prilaku mengandung arti yang sangat luas. Meliputi pengetahuan kemampuan berfikir, skill/keterampilan, penghargaan terhadap suatu sikap, minat, dan semacamnya.
Menurut James O. Whittaker, belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Atang Kusdinar juga merumuskan menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Belajar membawa perubahan diri seseorang. Perubahan ini dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan, suatu sikap, suatu pengertian sebagai pengetahuan dan apresiasi, selain itu juga belajar mempunyai arti menambah pengetahuan di sekolah ataupun di Perguruan Tinggi guna lulus didalam ujian dengan prestasi yang baik.
Kemudian ditegaskan pentingnya belajar dalam tafsir Al-Qur’an tentang surah Al-Ashar bahwa :”Manusia yang tidak dapat menggunakan masanya (waktunya) dengan sebaik-baiknya termasuk golongan yang merugi”.
Sedangkan dalam syair, mengenai pentingnya waktu belajar ini mengatakan :

Artinya :
“Waktu bagaikan pedang, bila kamu tidak memakainya dengan baik dan benar ia akan memotong dirimu”.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan waktu untuk belajar sangatlah berperan penting dalam kehidupan dan masa depan kita.
2. Teori-Teori Belajar
Sehubugan dengan uraian diatas, maka kegiatan dari belajar cenderung diketahui sebagai suatu proses psikologi yang terjadi didalam diri seseorang. Karena proses begitu komplek, maka timbul beberapa teori tentang belajar.
Dalam hal ini telah dibahas secara rinci oleh para ahli. Teori-teori belajar tersebut yaitu :
a. Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Daya
Menurut teori ini jiwa terdiri atas berbagai daya, masing-masing dengan fungsi tertentu seperti daya mengenal, daya mengingat, daya berpikir, daya fantasi, dan sebagainya. Daya-daya itu dapat dilatih, sehingga bertambah baik fungsinya. Untuk melatih dapat kita menggunakan segala macam bahan. Misalnya : kita dapat menghafal angka-angka, kata-kata ilmiah, kata-kata bahasa asing ataupun yang lainnya. Pendek kata apa saja boleh dihapal, karena dengan demikian dapat melatih daya ingat yang ada dalam diri.
b. Teori Tanggapan
Teori ini menentang teori belajar yang dikemukakan oleh jiwa daya. Menurut teori tanggapan belajar adalah memasukkan tanggapan sebanyak-banyaknya, berulang-ulang, dan sejelas-jelasnya. Banayk tanggapan berarti dikatakan pandai.
Jika sejumlah tanggapan diartikan sebagai sejumlah kesan, maka belajar adalah memasukkan kesan-kesan ke dalam otak dan menjadikan orang pandai. Kesan yang dimasud disini tentu berupa ilmu pengetahuan yang didapat setelah belajar.
c. Teori Belajar menurut Ilmu Jiwa Gestalt
Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian. Sebab keberadaan bagian-bagian itu didahului oleh keseluruhan. Misalnya seorang pengamat yang mengamati seseorang dari kejauhan. Orang yang jauh itu pada mulanya hanyalah satu titik hitam, semakin mendekat semakin jelas bagian-bagian atau unsur-unsur anggota tubuh orang tersebut. Jadi, belajar yang terpenting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapii mengerti atau memperoleh insight (pengertian).
Untuk mendapatkan gambaran tentang proses belajar itu Ilmu Jiwa Gestalt mengemukakan prinsip-prinsipnya, yaitu :
1) Belajar berdasarkan keseluruhan
2) Belajar adalah suatu proses perkembangan
3) Anak didik sebagai organisme keseluruhan
4) Terjadi transfer
5) Belajar adalah terorganisasi pengalaman
6) Belajar harus dengan insight
7) Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan, dan tujuan
8) Belajar berlangsung terus menerus.
d. Teori Belajar dari R. Gagne
Gagne mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori yang disebut the domainds of learning, yaitu sebagai berikut :
1) Keterampilan Motoris
2) Informasi verbal
3) Kemampuan intelektual
4) Strategi kognitif
5) Sikap.
e. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi
Teori asosiasi disebut juga sarbond. Sarbon singkatan dari Stimulus (rangsangan), Respon(tanggapan), dan Bond(dihubungkan). Rangsangan diciptakan untuk memunculkan tanggapan kemudian dihubungkan antara keduanya dan terjadilah asosiasi.
Teori asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Penyatupaduan bagian-bagian melahirkan konsep keseluruhan. Misalnya sepeda. Bermula dari sekumpulan bagian-bagian yang dirangkai menjadi satu kesatuan komponen yang bersistem, menurut fungsi, dan perannya masing-masing.
Ada tiga hukum belajar yang utama dalam teori ini, yaitu : hukum efek, hukum latihan, dan hukum kesiapan.
Berdasarkan hal tersebut, maka belajar bukan hanya menghafal fakta-fakta, tetapi lebih mengutamakan adanya usaha terhadap pemecahan suatu problem.
Demikian secara ringkas dikemukakan beberapa teori-teori belajar sesuai dengan sudut pandang masing-masing aliran/teori. Yang jelas bahwa masing-masing teori-teori tersebut mempunyai kebaikan dan juga kekurangan. Jadi teori-teori yang berbeda tersebut bisa melengkapi pengertian tentang belajar.
3. Prinsip-Prinsip Belajar
Proses belajar itu adalah komplek sekali, tetapi dapat juga dianalisa dan diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip atau asas belajar, hal ini perlu kita ketahui agar para mahasiswa/i memiliki pedoman dan tehnik belajar yang baik.



Menurut The Liang Gie, ada beberapa prinsip belajar yang baik. antara lain sebagai berikut :
a) Belajar harus bertujuan dan terarah
b) Belajar memerlukan bimbingan
c) Belajar memerlukan pemahaman atau hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian
d) Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi saling pengaruh secara dinamis antara mahasiswa/i dengan lingkungannya
e) belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat agar dapat mencapai tujuan.
Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip belajar tersebut merupakan salah satu pedoman yang dapat digunakan agar proses belajar tersebut dapat berhasil.
4. Metode Belajar
Secara etimologi, metode berasal dari bahasa inggris “method” yang berarti metode atau cara.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki.
Menurut The Liang Gie metode-metode yang digunakan dalam belajar oleh para mahasiswa adalah :
a. Metode Mengikuti Kuliah
Mengikuti suatu perkuliahan hanya akan berhasil bila mahasiswa benar-benar berminat/sungguh-sungguh belajar sesuatu. Usahakan agar tidak terlambat dan tepat waktu di dalam mengikuti perkuliahan. Bila dalam mengikuti perkuliahan sering datang terlambat selain mengganggu dosen, mahasiswa pun tidak mengikuti pendahuluan yang diterangkan. Padahal dalam bagian pendahuluan kecuali dosen mencoba menguraikan hubungannya dengan kuliah yang lalu juga menjelaskan lebih lanjut, ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang masalah/materi perkuliahan.
Cobalah untuk duduk pada tempat yang terbaik dalam ruangan kuliah, usahakan agar dapat melihat dengan jelas apa yang tertulis di papan tulis. Apalagi sangat penting untuk mendengarkan penjelasan dari dosen. Sehingga proses perkuliahan dapat berjalan dengan baik.
b. Metode Mengatur Waktu
Mahasiswa yang tidak ingin ketinggalan dengan teman-temannya, membutuhkan pengaturan waktu yang tepat serta realities penyelesaian tugas-tugas harian sama pentingnya dengan ujian akhir semester untuk meraih gelar kesarjanaan. Sebagian mahasiswa kurang dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya karena tidak membagi waktu dengan baik dan menentukan waktu yang terbaik buat belajar. Oleh karena itu berbagai segi dan kemungkinan untuk mengatur waktu perlu dipelajari dengan sebaik-baiknya.
c. Metode Membaca Buku
Membaca saja tidaklah sukar selama seseorang sudah mengenal huruf, tetapi membaca buku sehingga pembaca menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya adalah suatu kecakapan yang harus sungguh-sungguh diusahakan dengan benar-benar. Menurut The Liang gie ada ciri membaca yang efisien. Adalah sebagai berikut :
1) Mempunyai kebiasaan yang baik dalam membaca
2) Mengerti betul isi buku yang dibacanya
3) Sehabis membaca buku dapat mengingat sebagian besar atau pokok-pokok dari apa yang dibacanya.
Sedangkan menurut Francis D. Robinson, ada lima langkah yang harus ditempuh oleh para mahasiswa dalam membaca yaitu dengan menggunakan metode Survey Q 3 R. ialah sebagai berikut:
1) Survey : sebelum membaca sesuatu Bab dari buku bacaan hendaknya melakukan penyelidikan terlebih dahulu untuk mendapatkan gambaran tentang isi dari bab tersebut. Ini dapat dilakukan dengan melihat sepintas lalu isi atau kalimat-kalimat permulaan dari bab tersebut.
2) Question : setelah survey hendaknya dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan. Ini dilakukan dengan mengubah aklimat permulaan yang dibaca sepintas menjadi pertanyaan.
3) Read : setelah itu mulailah membaca buku.
4) Recite : setelah itu dilanjutkan dengan mengucapkan kembali hal-hal yang penting yang telah dibaca tanpa melihat isi buku.
5) Review : setelah selesai membaca segeralah belajar mengulangi apa yang baru dibacanya dengan memeriksa kembali catatannya.
d. Metode Membuat Ringkasan
Usaha yang tepat untuk mencerna dan mengunyah suatu buku ialah dengan membuat ringkasan atau rangkuman. Suatu ringkasan yang baik akan membantu bagi para mahasiswa dan dengan meringkas isi buku yang tebal menjadi beberapa lembar kertas akan memudahkan mahasiswa untuk menghafal.
e. Metode Menghafal Pelajaran
Kegiatan belajar yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa adalah menghafal. kendati menghafal itu bukan cara yang terbaik, namun tetap dianggap perlu, sebab dengan menghafal maka mahasiswa aakn dapat banyak mengingat hal/masalah.
Menrut James L. Mursell mengatakan tiga hal untuk menghafal dengan baik yaitu :
1) Tujuan menghafal
2) Pengertian
3) Perhatian
f. Metode belajar kelompok
Belajar kelompok merupakan alat untuk saling mengisi pengalaman (bertukar pikiran). Dengan belajar kelompok akan menumbuhkan kemampuan semua anggota kelompok untuk mengerti dan menerima gagasan dan teknik baru yang lebih baik.
Banyak manfaat yang diperoleh dari belajar kelompok karena mahasiswa yang belum mengerti dapat menjadi paham sedangkan mahasiswa yang sudah paham akan dapat lebih meningkatkan kemampuannya. Motivasi yang lebih besar dapat tumbuh melalui belajar kelompok, dan dengan belajar kelompok dapat melihat kekurangan-kekurangan diri.
Kegunaan Belajar Kelompok menurut Frans Bona, adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan minat
2) Pekerjaan/pelajaran yang berat lebih mudah dan lebih efisien bila dibuat satu kelompok
3) Dalam belajar, perbincangan dalam kelompok mempermudah kenyataan dan teori-teori dilihat dari keseluruhan.
4) Bila belajar dalam satu kelompok standar belajara akan mudah tercapai.
g. Metode Menempuh Ujian
Babak terakhir dari usaha Mahasiswa di Perguruan Tinggi adalah menempuh ujian, baik ujian tertulis mauun ujian lisan. Tapi hasil penyelidikan menunjukkan bahwa kebanyakan mahasiswa kurang mahira dalam teknik ujian, bahkan banyak kegagalan yang dicapai oleh mereka. Sekalipun mahasiswa tersebut pandai.
Keberhasilan dalam menempuh ujian sangat tergantung dari kegiatan belajar dan menyelesaikan tugas sehari-har. Bila kegiatan belajr sudah menjadi kebiasaan maka ujian tidak perlu menjadi saat yang menakutkan.
Seorang mahasiswa dapat mengharapkan hasil yang baik bila :
1) Mempersiapkan tugas sehari-hari secara seksama
2) Berperan serta dalam diskusi, kuliah dan seminar
3) Secara teratur mengevaluasi isi mata kuliah yang telah diterima
4) Menghafal rumus-rumus, prinsif dan detail yang penting
5) Mengusahakan suatu catatan yang teratur dan lengkap
6) Memiliki dan menjalankan rencana belajara yang realistis
5. Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Dalam kaitannya terhadap kesuksesan belajar, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar. Menurut Sismanto, faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam belajar. adalah sebagai berikut:
a. Tujuan Belajar
Seseorang yang belajar harus diarahkan kepada sesuatu cita-cita tertentu, biasanya tujuan belajar di Perguruan Tinggi ini bersambung pula dengan tujuan hidupnya. Tujuan belajar yang bersambung dengan cita-cita dimasaa depan itu akan merupakan suatu pendorong untuk belajar dengan sungguh-sungguh tanpa motif tertentu semangat belajar seseorang mahasiswa akan mudah padam karena ia tidak merasa mempunyai sesuatua kepentingan yang harus diperjuangkan dengan jalan belajar itu.
b. Minat terhadap Belajar
Setelah mulai belajar, hendaknya setiap mahasiswa menanruh minat yang sebesar-besarnya terhadap pelajaran yang diikuti. Minat itu tidak hanya ditujukan kepada satu atau dua mata kuliah saja, melainkan juga terhadap semua mata kuliah yang diambil/diikuti.
c. Displin Belajar
Disamping bellajar secara teratur dan hemat tenaga mahasiswa hendaknya juga belajar disiplin. Pada umumnya mahasiswa dihinggapi penyakit bermalas-masalan, ingin mencari gampangnya saja, kalau perlu tidak usah belajar tetapi dapat lulus.
Gangguan ini harus dapat diatasi kalau mahasiswa itu mempunyai disiplin belajar secara teratur sehingga rencana atau tujuan dari belajar dapat tercapai.
d. Konsentrasi
Seorang mahasiswa hendaknya selalu melaksanakan konsentrasi dalam belajar, tanpa konsentrasi tak mungkin dapat belajar dengan baik. Jadi konsentrasi itu pada dasarnya merupakan akibat dari perhatian yang bersifat spontanitas yang di timbulkan oleh minat terhadap sesuatu hal. Setiap mahasiswa yang mengembangkan minatnya melatih diri dapatlah berangsur-angsur memperbesar kemampuan konsentrasinya.
e. Persiapan jasmani dan Rohani
Kesehatan jasmani mutlak diperlukan dalam studi karena itu mahasiswa hendaknya menekan gangguan kesehatan semaksimal mungkin. Kesehatan badan harus senantiasa dijaga dan dipelihara, makan, istirahat atau rekreasi dan lain-lain harus diatur sebaik-baiknya sehingga badan selalu tetap terjaga, tetap segar, bersemangat dan senantiasa siap untuk belajar dan bekerja.
Selain kesehatan jasmani yang baik seorang mahasiswa harus dapat memiliki sifat-sifat seperti yang diungkapkan oleh Abu Ahmadi. yaitu :
1) Rajin, tekun, cermat dan teliti
2) Tabah, ulet dan percaya pada diri sendiri
3) Cekatan dan gemar membaca
4) Tegas, berinisiatif dan tidak mudah terombang ambing.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar dipengaruhi oleh berbagia faktor yang sangat menunjang keberhasilan mahasiswa dalam belajar. Tujuan dalam belajar, minat yang besar, disiplin serta konsentrasi terhadap pelajaran merupakan syarat dalam belajar disamping itu pula faktor persiapan jasmani dan rohani merupakan hal yang penting, karena dengan adanya kesiapan jasmani dan rohani maka kesuksesan dalam belajar dapat tercapai.
6. Indeks Prestasi
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, Indeks Prestasi adalah angka yang menunjukkan prestasi seseorang baik dalam belajar maupun bekerja.
Jadi, Indeks prestasi mahasiswa adalah nilai kredit rata-rata yang merupakan satuan nilai akhir yang menggambarkan mutu penyelesaian suatu program belajar mahasiswa.
IP dihitung baik pada akhir program semester dengan hasil yang disebut IP semester, maupun pada akhir program pendidikan lengkap satu jenjang dengan hasil yang disebut IP lengkap atau Komulatif. Selain itu juga mahasiswa diperkenankan meminta IP untuk seluruh mata kuliah yang pernah diambilnya sampai waktu tertentu, meskipun ia belum menyelesaikan programnya.
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern yang berasal dari dalam individu, dan faktor ekstern yang berasal dari luar individu.
Menurut pendapat Dr. Slameto, bahwa factor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar tersebut terdiri dari :
a. Faktor Intern
1) Faktor Jasmaniah
2) Faktor Psikologi
b. Faktor Ekstern
1) Faktor Keluarga
2) Faktor Sekolah
3) Faktor Masyarakat.
Untuk lebih memperjelas mengenai keterangan dari kedua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut, maka penulis akan rincikan sebagai berikut :
a. Faktor Intern, yang terdiri dari jasmaniah dan psikologi.
1) Faktor jasmaniah, yang meliputi :
- Kesehatan
- Cacat Tubuh
2) Faktor Psikologi, yang meliputi :
- Intelegensi
- Perhatian
- Minat
- Bakat
- Motif
- Kesiapan
- Kelelahan
b. Faktor Ekstern, yang terdiri dari faktor keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.
1) Faktor keluarga, yang meliputi :
- Keadaan ekonomi keluarga.
2) Faktor Sekolah, yang meliputi :
- Metode mengajar
- Kurikulum
- Alat pelajaran.
3) Faktor Masyarakat, yang meliputi :
- Kegiatan sosial dalam masyarakat
- media massa
- Bentuk kehidupan masyarakat.

J. Metode Penelitian
1. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan individu yang merupakan sumber informasi data atau dengan kata lain populasi merupakan keseluruhan dari subyek penelitian.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa jurusan Tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam di STAIN Samarinda yaitu berjumlah 294 orang. Dengan tingkatan sebagai berikut :
Semester I III V VII
Jumlah 107 66 53 68

b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang dijadikan sasaran penelitian. Mengingat keterbatasan penulis dari segi waktu, tenaga dan financial, maka penulis hanya mengambil 25% dari jumlah populasi secara proporsional dari masing-masing tingkatan. Sehingga sampel yang



diperoleh adalah sebesar 74 orang. Sebagaimana table berikut :
Semester I III V VII
Jumlah 27 16 14 17

2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, yakni berusaha memberikan gambaran obyek sejelas-jelasnya dengan keadaannya yang disertai dengan angka-angka.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Dokumentasi
Data yang dikumpulkan melalui teknik ini adalah IP mahasiswa/i yang diperoleh dari KHS akhir semester mahasiswa di Kesubag Kemahasiswaan STAIN Samarinda.
b. Angket
Teknik ini dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai metode belajar yang dipergunakan oleh para mahasiswa. Angket ini disusun berdasarkan indicator yang ditunjuk dalam penelitian ini, dan selanjutnya dijabarkan kedalam butir-butir pertanyaan. Adapun pertanyaan tersebut berhubungan dengan:









4. Teknik Analisa Data
Setelah data diperoleh, maka untuk langkah selanjutnya penulis akan menganalisa data untuk mengetahui hubungan antara metode belajar (x) dan perolehan indeks prestasi (y), maka penulis menggunakan runus koefisien korelasi “Product Moment” sebagai berikut:







Sedangkan mengukur tinggi rendahnya menggunakan interpretasi nilai r:
Nilai Interpretasi
Antara 0,800 s/d 1,000 Sangat Berhubungan
Antara 0,600 s/d 0,799 Berhubungan
Antara 0,400 s/d 0,599 Cukup Berhubungan
Antara 0,200 s/d 0,399 Kurang Berhubungan
Antara 0,000 s/d 0,199 Tidak Berhubungan
Selanjutnya untuk menguji hipotesis diterima atau ditolak, maka dipergunakan rumus uji test, atau uji t dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :
t : test
n : Jumlah responden
r : Koefisien korelasi.



K. Sistematika Penulisan
Skripsi ini penulis bagi kedalam beberapa bab, hal ini akan penulis uraikan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah dan hipotesis, batasan masalah, definisi operasional, alasan memilih judul, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori, tentang Pengertian belajar, Teori-Teori Belajar, Prinsip-Prinsip Belajar, Metode Belajar, Faktor yang Mempengaruhi Belajar, Indeks Prestasi, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.
Bab III Metode Penelitian, yang terdiri dari populasi dan sampel, jenis penelitian, teknik pengumpulan dan teknik analisa data.
Bab IV Hasil Penelitian, memuat tentang gambaran umum objek penelitian, hubungan metode belajar dan indeks prestasi mahasiswa program studi PAI.
Bab V adalah Analisa Data.
Bab VI Penutup, yang terdiri atas kesimpulan dan saran-saran.














ANGKET













DAFTAR PUSTAKA


Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Depag RI, 1990

Nashif, Syeikh Mansyur Ali, Mahkota Pokok-Pokok Hadits Rasulullah SAW Jilid I, Bandung: Sinar Baru, 1993

Salam, Baharuddin, Cara Belajar yang Sukses di Perguruan Tinggi, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002

Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Edisi kedua Jakarta: Rineka Cipta, 2008

Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1995

Qardhowi, Yusuf, Penerjemah Ma’mun Abdul Aziz, Waktu dalam Kehidupan Muslim, Jakarta: CV. Firdaus, 1992

Kusdinar, Atang, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Karya, 1989

Gie, The Liang, Cara Belajar yang Efisien, Jakarta: Pusat Kemajuan Studi, 1988

Echols, John. M, dkk, Kamus Inggris Indonesia, Cet. XXVII Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 2003

Ahmadi, Abu, Teknik Belajar yang Efektif, Jakarta: PT. Rineka, 199

Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem (SKS), Jakarta: Bumi Aksara, 1991

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 1992

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research Jilid 3, Jakarta: Rineka Cipta, 1989.













OUTLINE


HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
B. Rumusan Masalah
C. Hipotesis
D. Batasan Masalah
E. Definisi Operasional
F. Alasan Memilih Judul
G. Tujuan Penelitian
H. Kegunaan Penelitian
I. Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Belajar
B. Teori-Teori Belajar
C. Prinsif-Prinsif Belajar
D. Metode Belajar
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
F. Indeks Prestasi
G. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar


BAB III METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
B. Jenis Penelitian
C. Teknik Pengumpulan data
D. Teknik Analisa Data
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
B. Hubungan Metode Belajar Terhadap Perolehan Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN Samarinda
BAB V ANALISA DATA
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

1 komentar: