Sabtu, 29 Januari 2011

Perkembangan Teknologi Pendidikan Melalui Media Alat Bantu Visual


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh sebab itu belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, hasil dari belajar adalah perubahan sikap pada diri orang tersebut.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Para guru dituntut agar mampu mengunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia
Dalam kehidupan kita sehari-hari tidak terlepas dari penggunaan teknologi. Hingga media atau alat teknologi pun yang berkembang pada saat ini dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Alat-alat teknologi semacam ini dikenal dengan hardware, seperti berupa TV, radio, video tape, komputer, dan lain-lain. Sedangkan alat-alat dalam media pengajaran disebut alat peraga, berupa audio, visual, dan audiovisual.
Alat-alat hardware diatas memang besar manfaatnya, namun hal itu bukan merupakan inti atau hakikat teknologi pendidikan. Alat-alat itu tidak mengandung pendidikan, kecuali apabila alat-alat itu baru bermanfaat bila dikaitkan dengan suatu pelajaran atau program yang disebut software. Adapun dalam pendidikan, kita tidak terlepas dari yang namanya suatu media pendidikan yang dapat menghantarkan kita kemajuan kehidupan yang modern lagi.
Adapun anjuran agar menggunakan media alat bantu dalam pengajaran terkadang sukar dilaksanakan. Hal ini bisa disebabkan karena terbatasnya biaya sekolah maupun keterampilan guru dalam menggunakan media yang telah ada. Sehingga dalam makalah ini pula akan membahas tentang media yang biasanya digunakan disekolah dan bagaimana perkembangan kemajuan teknologi pendidikan itu sendiri dengan media-media yang telah digunakan.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu :
1.      Apa pengertian teknologi pendidikan dan media alat bantu?
2.      Apa pengertian media melalui alat bantu audio, visual dan audiovisual?
3.      Bagaimana perkembangan teknologi pendidikan dan peranan media tersebut?

C.    Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan yang didalamnya memuat uraian Latar Belakang, Rumusan Masalah dan Sistematika Penulisan.
BAB II Pembahasan yang didalamnya memuat Pengertian Teknologi Pendidikan dan Media Alat Bantu, Fungsi dan Peranan media, Pegembangan Media Audio, Visual, dan Audio-visual.
BAB III Metode Penelitian yang didalamnya memuat Populasi dan Sampel, dan  Teknik Pengumpulan Data.
BAB IV Hasil Penelitian yang didalamnya memuat Hasil wawancara mengenai penggunaan media alat Bantu di MTs Sabilal Muhtadin.
BAB V Penutup yang didalamnya memuat Kesimpulan dan Daftar Pustaka.














BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Teknologi Pendidikan dan Media Alat Bantu
  1. Pengertian Teknologi Pendidikan
Teknologi berasal dari bahasa Yunani techno yang artinya keterampilan atau seni. Dan kata inilah diturunkan kata teknik dan teknologi.[1]
Teknik artinya cara atau metode untuk memperoleh keterampilan dalam bidang tertentu, sedangkan teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan skala nilai yang ada.
Adapun istilah lain tentang teknologi menurut Webster Dictionary berarti systematic treatment atau penanganan sesuatu secara sistematis. Sedangkan techno sebagai dasar kata teknologi berarti art, skill, science atau keahlian, keterampilan, ilmu. Jadi, Teknologi pendidikan dapat diartikan sebagai pegangan atau pelaksanaan pendidikan secara sistematis.[2]
Dari definisi diatas, apabila teknologi dikaitkan terhadap pendidikan maka dapat dipahami secara umum bahwa teknologi pendidikan merupakan proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.   
  1. Pengertian Media
Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.[3]
Dengan begitu bahwa wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, bahwa materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan bahwa tuujan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar.
Adapun yang ingin pula dikatakan disini bahwa proses kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses komunikasi, dengan kata lain proses kegiatan belajar melalui media terjadi bila ada komunikasi antara penerima pesan dengan sumber lewat media tersebut.
Dalam salah satu artikelnya Yushufhadi Miarso memberikan batasan media pembelajaran tersebut sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.[4]


B.     Fungsi dan Peranan Media
Pada mulanya media hanya berfungsi sebagai alat Bantu visual dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa antara lain untuk mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak, dan mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Kemudian dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke-20, lahirlah peraga audio-visual yang terutama menekankan penggunaan pengalaman yang konkrit untuk menghindarkan verbalisme. Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat Bantu ini, Edgar Dale mengadakan klasifikasi pengalaman berlapis menurut tingkat dari yang paling konkrit ke yang paling abstrak.[5]
Media sebagai alat bantu dalam mengajar, peranannya cukup penting apabila guru memanfaatkannya dalam proses pembelajaran. Akan timbul berbagai pertanyaan mengenai manfaat media. Yaitu media apa yang dimanfaatkan oleh guru?, kapan, dimana dan bagaimana media itu dimanfaatkan?. Encyclopia of Educational Research dalam Hamalik (1994: 15) merincikan manfaat media pendidikan, sebagai berikut:
1. Meletakan dasar-dasar yang konkrit dan berfikir; oleh karena itu mengurangi     verbalisme.
2.  Memperbesar perhatian siswa.
3.   Meletakan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu    membuat pelajaran lebih mantap.
4.   Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.
5.   Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu terutama melalui gambar hidup.
6.   Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
7. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.
Dalam proses belajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting, karena apabila ada ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Perantara media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Jadi, media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.

C.    Pengembangan Media Audio, Visual, dan Audio-visual
Media yang telah dikenal dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi lebih dari itu. Klasifikasinya bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta cara pembuatannya. Semua ini akan dijelaskan pada pembahasan berikut :
1.      Dilihat dari jenisnya, Media terbagi ke dalam :
a.       Media Auditif atau Audio
Media auditif atau audio adalah media yang hanya mengendalikan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengarannya.
b.      Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film bingkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
c.       Media Audiovisual
 Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan yang kedua. Media ini terbagi lagi kedalam :
1). Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar seperti film bingkai suara (sound slides) film rangkai suara, dan cetak suara.
2). Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette.
Pembagian lain dari media ini adalah :
a). Audiovisual Murni, yaitu baik unsure suara maupun unsure gambar berasal    dari satu sumber seperti film video-cassete, dan
b). Audiovisual Tidak Murni, yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slides proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder contoh lainnya adalah film strip suara dan cetak suara.
2.   Dilihat dari Daya Liputnya, media dibagi dalam :
a.   Media dengan Daya Liput Luas dan serentak
Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama. Contoh : radio dan televisi.
b.   Media dengan Daya Liput yang Terbatas oleh Ruang dan Tempat
Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slides, film rangkai, yang harus menggunakan tempat yang tertutup dan gelap.
c.       Media untuk Pengajaran Individual
 Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri, termasuk media ini adalah modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.


3.      Dilihat dari Bahan Pembuatannya, Media dibagi dalam :
a.       Media Sederhana
Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.
b.      Media Kompleks
Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannyan sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.
Dari jenis-jenis dan karakteristik media sebagaimana disebutkan di atas, kiranya patut menjadi perhatian dan pertimbangan bagi guru ketika akan memilih dan mempergunakan media dalam pengajaran. Karakteristik media yang mana yang dianggap tepat untuk menunjang pencapaian tujuan pengajaran, itulah media yang harus dicapai.









BAB III
METODE PENELITIAN

A.  Populasi dan Sampel
            Populasi dari penelitian ini adalah Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Samarinda. Sedangkan sampelnya adalah MTs. Sabilal Muhtadin Samarinda yang terletak di Jl. KH. Mas Mansyur, Gang Pelopor RT. 18 Kel. Loa Bakung  Kec. Sungai Kunjang Samarinda.

B. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara yang berisi beberapa pertanyaan tentang penggunaan media alat Bantu audio, visual, dan audio-visual dalam pendidikan. Sedangkan wawancara dilakukan  dengan Kepala Sekolah MTs. Sabilal Muhtadin Samarinda.








BAB IV
HASIL PENELITIAN

Adapun hasil penelitian melalui wawancara dengan Kepala Sekolah MTs. Sabilal Muhtadin adalah sebagai berikut :
1.Media alat bantu apa saja yang ada di MTs Sabilal Muhtadin ini?
 - Kep. Sekolah :“Ya, kita sama seperti sekolah-sekolah lain pada umumnya punya media audio seperti tape, kemudian media visual seperti gambar-gambar, lukisan yang dapat digunakan dalam pengajaran. Sedangkan media audio-visual juga ada seperti Televisi dan DVD. tetapi media audio-visual ini agak jarang digunakan oleh para guru.”   
2.Jadi, media apa yang biasanya sering digunakan oleh para guru dalam proses belajar-   mengajar?
- Kep. Sekolah :“Yang paling dominan biasanya media visual, karena para guru biasanya menerangkan pelajaran juga dibantu dengan menggunakan alat seperti Gambar, lukisan, Peta, Globe, Grafik, dan lain-lain.” 
3.Menurut bapak, bagaimana pengaruh penggunaan media tersebut terhadap  motivasi belajar para siswa?
-    Kep. Sekolah :”Tentu dengan adanya penggunaan media, rasa perhatian siswa terhadap pelajaran lebih baik daripada hanya metode ceramah. Jadi dapat menambah motivasi belajar para siswa. Kemudian penggunaan media merupakan hal yang inovatif dalam pendidikan sekarang.”
4.Kemudian, Apakah ada kendala yang dihadapi dalam melengkapi media yang diperlukan sekolah?
- Kep. Sekolah :”Masalah kendala pasti ada, yaitu terbatasnya dana sekolah. Karena MTs ini Swasta, jadi dana yang diperoleh sekolah dari para donatur dan dari biaya siswa sendiri. Sedangkan dari pemerintah masih minim/jarang sekali.”
5.      Bagaimana solusi yang ingin bapak lakukan dalam hal mengatasi kendala tersebut?
   - Kep. Sekolah :”Kami dari pihak sekolah tetap membuka bagi para donatur yang ingin menyumbang dan menggunakan dana dari biaya siswa sekolah sendiri sebaik-baiknya, serta membeli media yang memang diperlukan oleh sekolah. Kalau yang kurang penting kan lebih baik buat operasional sekolah lainnya, seperti menambah bangunan sekolah, dan lain-lain.”
6.Kalau terhadap para guru, apakah ada kendala dalam penggunaan media tersebut?
-          Kep. Sekolah :”Saya rasa tidak, karena media yang digunakan memang sering digunakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Kalaupun ada kesulitan, maka guru yang lain biasanya bisa membantu.”





7.Dari bapak sendiri, apa harapan yang diinginkan kedepannya?
-          Kep. Sekolah :”Ya, Mudah-mudahan pihak sekolah dapat melengkapi kekurangan fasilitas media yang memang diperlukan sekolah dan sekolah kita makin berkembang baik dan maju.”[6]
Dari hasil wawancara tersebut, maka dapat di analisis bahwasanya penggunaan media-media alat Bantu dalam pengajaran pada umumnya sudah memang digunakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Akan tetapi, penggunaan media alat Bantu tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin di capai oleh guru terhadap siswanya. Apabila suatu media alat Bantu yang ingin dibeli kurang di perlukan, maka hal tersebut tidak harus di usahakan pengadaannya. Di karenakan bisa saja hanya sia-sia dan  bisa pula hanya mengacaukan jalannya proses belajar mengajar. Apalagi jika terbatasnya dana yang di miliki pihak sekolah.
Akhirnya, dapat di pahami bahwa media adalah alat salah satu alat Bantu dan mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar. Ini dapat dilihat dari peranannya sebagai peningkat movitasi dan perhatian siswa dalam belajar, dan juga   Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.




BAB V
PENUTUP

Dengan memperhatikan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam teknologi pendidikan, media alat bantu dalam pengajaran dapat  digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan.
Adapun peranan media alat Bantu dapat dilihat sebagai peningkat movitasi dan perhatian siswa dalam belajar, dan juga   Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar. Dengan bantuan media diharapkan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik  daripada tanpa bantuan media.
Walaupun begitu, penggunaan media sebagai alat Bantu harus pula memperhatikan pada tujuan pengajaran yang ingin dicapai guru terhadap siswa. Kiranya patut bagi guru mempertimbangkan terlebih dahulu dalam memilih dan mempergunakan media dalam pengajaran. Karakteristik media yang mana yang dianggap tepat untuk menunjang pencapaian tujuan pengajaran, itulah media yang harus dicapai. Hal ini pula dapat membantu pihak sekolah Apabila suatu media alat Bantu yang ingin dibeli kurang di perlukan, maka hal tersebut tidak harus di usahakan pengadaannya.

DAFTAR PUSTAKA


Mawardi, Drs.,-Ir. Nur Hidayati, IAD IBSD ISD, Pustaka Setia, Bandung, 2007

Mahmud, Eka, M.Ag, Modul Teknologi Pendidikan, 2009

Syaiful Bahri Djamarah, Drs.,-Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Banjarmasin, 1995

Miarso, Yusufhadi., Teknologi Komunikasi Pendidikan, Pusetkom, Jakarta, 1984

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, Sabtu 4 juli 2009, Jam 10:00 WITA.



[1]Drs. Mawardi-Ir. Nur Hidayati, IAD IBSD ISD, (Bandung: Pustaka Setia, 2007), hlm.103
[2]Muhammad Eka Mahmud, M.Ag, Modul Teknologi Pendidikan, 2009, hlm. 1
[3]Drs. Syaiful Bahri Djamarah-Drs. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Banjarmasin: Rineka Cipta, 1995), hlm. 120
[4]Yusufhadi Miarso, Teknologi Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Pusetkom, 1984), hlm. 48
[5]ibid
[6]Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, Sabtu 4 juli 2009, Jam 10:00 WITA.

2 komentar: